Lihat ke Halaman Asli

Elsa Putri Aeni Susanto

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mengenal Karya Monumental dari C. Snouck Hurgronje: Buku Orang Aceh

Diperbarui: 30 Juni 2024   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Buku Orang Aceh (Budaya, Masyarakat dan Politik Kolonial) Sumber Gambar: kineruku.com

Mengenal Karya Monumental dari C. Snouck Hurgronje: Buku Orang Aceh (Budaya, Masyarakat, dan Politik Kolonial) Terjemahan Buku The Achenese

Buku Orang Aceh merupakan karya monumental dari seorang orientalis terkenal C. Snouck Hurgronje. Pengembaraan yang dilakukan Snouck Hurgronje di Aceh pada 16 Juli 1891 sampai 4 Februari 1892 berhasil mengumpulkan bahan-bahan studinya yang kemudian disusun dalam buku De Atjehers diterbitkan tahun 1893 oleh Batavia Landsdrukkerij dalam dua jilid tebal. 

Selang satu tahun jilid kedua diterbitkan. The Achenese merupakan terjemahan buku De Atjehers kedalam bahasa Inggris oleh Arthur Warren Swet O`Sullivian juga dalam pengawasan Snouck Hurgronje. Satu abad kemudian De Atjehers diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Yayasan Soko Guru Jakarta tahun 1985.

Buku Orang Aceh ini ditulis berdasarkan penelitian yang dilakukan C. Snouck Hurgronje dalam upaya agar dapat mengetahui rahasia kekuatan perjuangan rakyat Aceh hingga sanggup bertahan melawan tentara Belanda selama berpuluh-puluh tahun.

Buku ini berisi tentang kajian sejarah Indonesia pada daerah Aceh yang mencakup pada wilayah geografis, politis, tentang pertemuan berbagai adat dan budaya sampai mitos dan legenda serta keyakinan dan agama. Menggambarkan bagaimana masyarakat Aceh pada akhir abad ke 19.

Selama pengembaraannya di Aceh, Ia berhasil menguasai bahasa Aceh, mengumpulkan catatan-catatan tentang adat istiadat orang Aceh dan studi mendalam Islam dalam berbagai aspeknya. De Atjehers menjadi karya masterpiece sekaligus memberikan pertanda terbukanya pengetahuan kolonial Belanda tentang orang Aceh setelah berpuluh-puluh tahun berperang tanpa pengetahuan mendalam. 

De Atjehers menerangkan perbedaan mendasar antara kekuatan adat dan Islam. Antara pemimpin adat yang berorientasi ekonomi dan pemimpin keagamaan (ulama). Snouck Hurgronje memberikan pandangan ulebalang atau pemimpin adat yang berorientasi pada ekonomi merupakan representasi tradisional masyarakat 

Aceh sedangkan pemimpin keagamaan dianggapnya kurang autentik. Kepemimpinan ulama diyakininya dapat menggerakkan masyarakat untuk memperjuangkan aspirasi melawan kolonial Belanda. Dalam buku De Atjehers, Snouck menggunakan ukuran lensa Arab dalam melihat adat dan praktik budaya lokal. Menurutnya adat adalah landasan kehidupan sosial sedangkan agama hanya sebagai lapisan tipis dipermukaan kebudayaan masyarakat Aceh.

Fajriudin. (2018). Historiografi Islam : Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah dalam Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.

Hurgronje. Snouck. (2019). Orang Aceh (Budaya, Masyarakat dan Politik Kolonial) Buku Pertama. Yogyakarta: IRCiSoD. Terjemahan The Achenese vol.1.

Penulis: Elsa Putri Aeni Susanto




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline