Lihat ke Halaman Asli

Elsa Billa Sukarno Putri

Mahasiswa Universitas Airlangga

Maraknya Hepatitis Akut Menjadikan Pembelajaran Tatap Muka Akan Dibatalkan Kembali?

Diperbarui: 9 Juni 2022   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Akhir-akhir ini sedang terjadi maraknya kasus hepatitis akut pada anak di daerah Jakarta. Di daerah tersebut terdapat sebanyak 21 kasus hepatitis yang tiba-tiba muncul dan menjadi ramai di media. Terdapat isu bahwa akibat terjadinya kasus tersebut, pemerintah daerah Jakarta akan mempertimbangkan pembatalan sekolah tatap muka sementara untuk mencegah penularan virus hepatitis pada anak. Penjelasan Hepatitis sendiri adalah peradangan hati atau liver. Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, bahan kimia, penyalahgunaan obat, pengobatan tertentu, dan gangguan kekebalan tubuh. Ada berbagai jenis dari hepatitis, termasuk yang paling umum dijumpai adalah hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Masing-masing jenis hepatitis tersebut disebabkan oleh virus sesuai penamaannya. Setiap jenis hepatitis ini disebarkan melalui metode yang berbeda, dan memerlukan terapi yang berbeda pula (gleneagles, 2022).

Penularan hepatitis bisa melalui kontak darah, penggunaan obat, kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan air buangan kotoran, penggunaan suntik terkontaminasi, ibu hamil yang menularkan virus kepada janinnya, dll. Dari penjabaran cara penularan virus hepatitis diatas, memungkinkan kasus di Jakarta yang terjadi pada anak-anak berasal dari salah satu penyebab tersebut. Kebiasaan tidak menjaga kebersihan dan mengonsumsi makanan dan minuman sembarangan. Lalu apa hubungan maraknya kasus hepatitis pada anak secara tiba-tiba dengan pertimbangan dibatalkannya pertemuan tatap muka pada pembelajaran? sedangkan protokol kesehatan yang diwajibkan akibat pandemi covid 19 sebelumnya sudah dipenuhi. Pemerintah mengantisipasi adanya kenaikan pada kasus tersebut dengan membatasi pertemuan tatap muka pada kegiatan yang dilakukan diluar rumah, seperti saat sekolah, bekerja, maupun aktivitas lainnya. Dengan tetap melakukan kebiasaan menjaga protokol kesehatan diharapkan kasus tersebut tidak menambah dan merebak ke segala daerah baik kota besar maupun desa terpelosok sekalipun. Tidak menambah atau merebaknya kasus hepatitis tersebut akan menjadikan kegiatan masyarakat lebih efektif dan tidak lagi ada isu atau kebijakan pembatasan kembali pertemuan tatap muka di Indonesia.

Waspada dari kasus yang sedang ramai tersebut, diharapkan bagi orang tua untuk memberikan vaksin hepatitis kepada anak saat masih balita. Dengan pemberian vaksin lengkap resiko tertular virus akan menjadi kecil. Pemberian vaksin lengkap pada anak sangat baik untuk perlindungan diri di masa kini maupun masa mendatang. Tak hanya itu, diharapkan para orang tua mengajarkan dan menjelaskan dampak dari mengonsumsi makanan atau minuman dari luar, karena tidak semua yang dikonsumsi dari luar kondisinya baik dan sehat. Baiknya mengajarkan anak untuk membawa bekal atau masakan rumah yang sehat dan bersih. Pada sisi pemerintah juga diharapkan untuk selalu memperhatikan daerah-daerah yang masih kurang membuka mata akan pentingnya vaksin lengkap pada balita. Mahasiswa juga dapat membantu memberikan pengertian pemberian vaksin dan bahayanya virus hepatitis kepada masyarakat sekitar dengan melakukan sosialisasi pada desa desa, baik membantu sosialisasi di puskesmas maupun posko kesehatan terdekat. Pengangkatan penjelasan terkait kasus hepatitis akut tersebut berkaitan dengan poin ke 3 dari Sustainable Development Goals yaitu “Kehidupan sehat dan sejahtera” karena seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline