Di bulan suci Ramadan, umat muslim diwajibkan untuk berpuasa menahan makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Karena pengeluaran makan hanya untuk sahur dan berbuka, diperkirakan pengeluaran selama Ramadan akan lebih stabil jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Sehingga banyak orang yang merencanakan berhemat selama bulan suci Ramadan ini.
Sayangnya, alih-alih mau berhemat, pengeluaran selama bulan Ramadan justru membengkak. Hal tersebut dikarenakan adanya tradisi untuk memperbanyak konsumsi makanan dan minuman saat berbuka puasa dan sahur, yang dapat meningkatkan pengeluaran untuk belanja kebutuhan dapur.
Ada juga peningkatan aktivitas sosial dan keagamaan seperti berpartisipasi dalam acara keagamaan, memberikan sumbangan amal, atau mengadakan bagi takjil gratis, yang juga dapat mempengaruhi pengeluaran. Selain itu, ada agenda bukber yang juga menjadi faktor meningkatnya pengeluaran selama Ramadan.
Bukber atau buka bersama adalah salah satu dari yang paling ditunggu-tunggu dari bulan puasa. Bukber seolah menjadi tradisi wajib yang harus disertakan selama bulan Ramadan.
Acara ini sering diadakan oleh keluarga, teman, atau komunitas untuk merayakan kebersamaan, menjalin silaturahmi, dan solidaritas selama bulan suci Ramadan.
Memasuki awal Ramadan begini, undangan untuk buka bersama pasti datang dari sana-sini. Mulai dari keluarga, teman se-circle, teman kuliah atau kerja, hingga undangan dari teman-teman alumni.
Niat hati mau berhemat selama Ramadan, malah boncos karena menjawab undangan bukber sana-sini.
Belum lagi pengeluaran-pengeluan lain diluar kebutuhan Ramadan, seperti belanja bulanan, uang listrik, pulsa, dan sebagainya. Duh, tambah-tambah dompet kering mekingking!
Padahal, hal ini bisa diantisipasi dengan mulai mengatur keuangan selama Ramadan. Mumpung masih di awal-awal Ramadan, belum terlambat untuk mengatur ulang keuangan dan skala prioritas agar pengeluaran selama Ramadan tetap stabil. Gimana caranya? Simak tips berikut!