Lihat ke Halaman Asli

Elsa Nova Aryanti

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Indeks Prestasi Kumulatif Bukan Dasar Menilai Pendidikan tapi Sampai di Mana Ilmu Bisa Bermanfaat

Diperbarui: 25 Februari 2021   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika memasuki dunia perkuliahan,banyak mahasiswa yang lebih fokus ingin mencapai nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi. Sampai-sampai kuliah hanya di tunjukkan untuk mengejar nilai tinggi saja, tanpa melihat networking atau ikut kegiatan yang dapat menjadi bekal karier nantinya. Padahal memiliki nilai IPK tinggi bukan satu-satunya  hal yang akan menentukan sebuah kariermu.Karena apabila nilai IPK mu tidak terlalu tinggi tapi di dalam  profil atau  curriculum vitae mu tertera bahawa kamu aktif dalam organisasi kampus atau mengikuti banyak perlombaan dan pernah magang di banyak tempat.

Justru malah pengalamn tersebut yang akan di jadikan pertimbangan oleh pihak perekrutan dan tanpa melihat seberapa tinggi nilai IPK yang kamu dapatkan. Karena nilai IPK tinggi tidak akan menjamin pekerjaan mu, jika kamu tidak memilili pengalamn di net working , hardskill, sofkill mungkin hanya aka nada beberapa lowongan kerja atau perusahan yang melihat nilai IPK tapi kebanyakan perekrut melihat seberapa aktif kamu aktif di organisasi kampus atau seberapa banyak pengalaam magangmu.Meskipun nilai IPK bukan satu-satunya hal yang di pertimbnag kan dalam sebuah karier tetapi nilai IPK setidaknya tetap harus di tunjukakan karena dri situ kita tau seberapa besar tanggung jawabmu  dan seriusmu semasa melakukan studi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline