Halo, perkenalkan saya Elsa Mutiara, mahasiswi semester 7 Universitas Negeri Semarang Jurusan Kesehatan Masyarakat dengan Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Tak terasa, saya bersama teman-teman seangkatan sudah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada 27 Juli s.d 13 November 2021 lalu. Ya walaupun masih dalam masa pandemi, tak menyurutkan semangat kami untuk bisa mengabdi dan berkontribusi bagi masyarakat dan negara.
SKM Penggerak Desa itu apa?
Sedikit bercerita, jurusan kami memang memiliki tema PKL yang sangat unik. Hal ini berangkat dari adanya pandemi COVID-19 dan arahan dari Mas Menteri mengenai Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu program utama kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini adalah memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengambil SKS di luar prodi dan perguruan tinggi, seperti:
- Membangun desa
- Magang/ praktik kerja
- Asistensi mengajar disatuan pendidikan
- Penelitian/ riset
- Studi/ proyek independen
- Kegiatan wirausaha
- Proyek kemanusiaan
- Pertukaran pelajar.
Kurikulum Prodi Kesehatan Masyarakat UNNES telah menjamin tercapainya 8 kompetensi tersebut melalui berbagai aktivitas akademik melalui proses pembelajaran di kelas maupun di lapangan.
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan sistem pendidikan di Indonesia mengalami disrupsi. Pembelajaran klasikal telah banyak digantikan dengan pembelajaran jarak jauh dengan berbagai variasi dan inovasinya. Pandemi COVID- 19 secara tidak langsung telah merevolusi pembelajaran yang diselenggarakan perguruan tinggi. Akibat pandemi COVID-19 ini, perguruan tinggi dituntut untuk melaksanakan pembelajaran secara daring dalam waktu yang sangat pendek. Sebelum dan saat pandemi COVID-19, Prodi Kesehatan Masyarakat telah mengembangkan beberapa praktik baik dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, baik daring maupun luring, dan di lapangan yang membantu mengembangkan problem solving di institusi dan desa mitra yang berbasis bukti. Salah satunya dengan adanya program SKM Penggerak Desa untuk memfasilitasi praktik kerja lapangan (PKL) mahasiswa, baik di tingkat institusi maupun komunitas/ desa.
Dalam program ini, kami diwajibkan untuk melakukan PKL di 3 lokus sesuai domisili kami masing-masing yaitu lokus institusi, lokus komunitas/masyarakat, dan lokus sekolah. Kemudian, kami diberikan tugas untuk mendiagnosis dan melaksanakan upaya pemecahan masalah kesehatan di institusi dan masyarakat berbasis bukti (evidence-based decision making), melakukan analisis situasi, identifikasi dan prioritasi masalah, identifikasi dan prioritasi penyebab masalah, identifikasi dan prioritasi alternatif pemecahan masalah, plan of action, intervensi, monitoring dan evaluasi intervensi, dan advokasi di institusi dan masyarakat.
Adapun program yang saya lakukan pada PKL kali ini yaitu Sosialisasi Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja, Edukasi Penerapan Ergonomi, Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru, dan Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
"Kok ada sosialisasi pengendalian bahaya di tempat kerja? Emang penting? Terus ergonomi buat apa?"
Hal ini menjadi topik yang saya ambil karena masih rendahnya kesadaran dan perilaku mengenai keselamatan saat bekerja yang mana dapat berpengaruh kepada jiwa si pekerja dan produktivitasnya. Sedangkan sosialisasi ergonomi dilakukan dengan tujuan sebagai upaya preventif agar pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan terhindar dari penyakit akibat kerja. Namun tanpa disadari ergonomi ini tidak hanya mengintai para pekerja di kantor saja, tetapi juga pelajar/mahasiswa karena adanya pandemi COVID-19.