Setelah hampir 2 tahun lamanya proses belajar mengajar dilakukan secara online, akhirnya pada Januari 2022 sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi mulai menjalankan proses pembelajaran secara tatap muka atau offline.
SK kampus saya pun sudah turun mengenai kuliah tatap muka secara langsung. Tercatat pada 23 Maret 2022 mulai dilakukan uji coba untuk tiga mata kuliah bersama yang wajib diikuti oleh mahasiswa semester 2, saya sendiri yang sudah bosan dengan perkuliahan secara daring tanpa bisa melakukan kontak secara langsung merasa sangat senang saat kuliah tatap muka dilaksanakan karena akan bertemu dengan teman-teman dan bisa berkomunikasi secara langsung.
Setelah terbelenggu dengan kuliah daring, kuliah tatap muka membuat saya harus beradaptasi dengan banyaknya perubahan yang ada. Saya harus mempersiapkan banyak hal untuk mengikuti kuliah tatap muka, mulai dari mencari kost, menyiapkan keperluan pribadi (tas, sepatu, pakaian dll), mulai memperhitungkan pengeluaran bahkan mulai menyiapkan mental untuk menghadapi dunia perkuliahan yang sebenarnya, karena saat kuliah tatap muka berlangsung vibes yang ada berbeda dengan kuliah daring yang dilakukan melalui zoom meeting.
Setelah bertemu langsung dengan teman-teman, banyak hal yang saya dapatkan, mereka yang mempunyai kepribadian ekstrovert merasa bahwa kuliah tatap muka adalah jawaban dari kebosanan mereka, mereka bisa berkomunikasi lagi secara langsung dengan banyak orang. Tapi bagi teman-teman yang mempunyai kepribadian introvert, kuliah tatap muka adalah zona yang membuat mereka harus keluar dari zona nyaman, mereka merasa sulit untuk berkomunikasi dengan banyak orang dan butuh energi yang besar untuk berada di kerumunan.
Perkuliahan secara tatap muka otomatis membuat saya menjadi anak rantau yang jauh dari orang tua, beberapa kali merasakan home sick atau perasaan rindu untuk pulang ke rumah. Ini adalah pertama kalinya saya harus jauh dari orang tua, mulai melakukan banyak hal sendiri tanpa bantuan orang tua dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Lingkungan yang jauh berbeda dari tempat tinggal saya.
Pelaksanaan kuliah tatap muka juga membuat saya beberapa kali merasa insecure dengan teman-teman yang jauh di atas saya, entah dari segi ekonomi ataupun dari segi akademik. Kuliah tatap muka membuka mata saya bahwa banyak hal yang ternyata belum saya lakukan, banyak tempat yang belum saya kunjungi, dan banyak pengalaman yang belum saya dapatkan.
Kuliah tatap muka sangat menyenangkan, tetapi juga melelahkan dalam waktu yang bersamaan. Apalagi saat mengikuti organisasi atau kepanitian, lelah yang didapatkan dua kali lipat lebih banyak. Meskipun begitu, saya lebih suka kuliah tatap muka daripada kuliah daring, karena saat lelah, lelahnya bukan hanya ditanggung sendirian tapi juga bersama dengan teman-teman seperjuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H