Lihat ke Halaman Asli

Efektivitas Pembelajaram Daring UNISA Yogyakarta selama Pandemi Covid-19

Diperbarui: 16 Januari 2022   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Corona virus atau Covid 19 masih menjadi perbincangan hangat hingga 2022 ini, covid 19 juga masih mendominasi di ranah publik sehingga kerap diberitakan di media masa maupun media cetak secara masif. 

Seperti yang kita ketahui covid 19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus. Virus ini menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan hingga infeksi paru-paru bahkan hal buruknya lagi hingga kematian.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapka sistem lockdown bahkan pembatasan kegiatan di beberapa daerah yang ada. Di Indonesia sendiri hingga 2022 di berlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk mengendalikan laju Covid-19 dan menjaga kehidupan masyrakat. 

PPKM sendiri disesuaikan menurut level assesmen masing-masing kota, ditentukan pada standart WHO untuk masing-masaing daerah tergantung tingkat laju covid-19 di daerah tersebut.

Beberapa pemerintah daerah memtuskan untuk menerapkan kuliah secara daring hingga saat ini. Namun, wilayah Yogyakarta sendiri sudah membolehkan perkuliahan tatap muka namun dengan protokol kesehatan yang ketat dan fasilitas kampus yang memadai. UNISA Yogyakarta sendiri telah melakukan perkuliahan secara luring untuk beberapa prodi, namun masih di dominasi perkuliahan secara daring.

Sistem pembelajaran daring di UNISA Yogyakarta dilaksankan melalui perangkat personal computer (PC), laptop, atau smartphone yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Dosen akan menyampaikan pembelajaran melalui grup media sosial seperti WhatsApp, aplikasi Zoom, Google meet, Youtobe, atau lensa Unisa. 

Ditambah dengan presensi kehadiran menggunakan aplikasi UNISA SWA Mahasiswa, semakin mempermudah dosen untuk memastikan mahasiswa mengikuti pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Semua sektor merasakan dampak dari covid-19, termasuk dunia pendidkan. Dimana banyak sekali keluhan yang disampaikan terkait kurang fahamnya memahami materi, terkendala sinyal, sinyal terputus dll. 

Kendala utama mahasiswa adalah jaringan atau sinyal yang kerap kali tidak stabil, khususnya mahasiswa yang tinggal di daerah terpecil, pedesaan atau daerah sulit sinyal. 

Jika ada yang menggunakan jaringan seluler sekalipun terkadang juga masih tidak stabil, karena letak geografis yang masih cukup jauh dari jangkauan sinyal. Yang kedua dari segi kuota dimana ketika pembelajaran daring cukup banyak menyedot kuota mahasiswa.

Namun, berbagai upaya UNISA agar pembelajaran daring tetap optimal sangat besar. Diantaranya, memberi sedikit kelonggaran mahasiswa yang terdampak sinyal, memberi subsidi kuota kepada mahasiswa dan tentu upaya dosen untuk mahasiswa agar nyaman dalam pembelajaran daring. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline