Lihat ke Halaman Asli

Elsa Estevania Natali

Pelajar SMA Negeri 1 Metro

Mengenal Beberapa Faktor Penyebab Korupsi yang Tidak Disadari

Diperbarui: 10 November 2022   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo teman-teman!, bagaimana kabarnya hari ini?, semoga baik-baik aja ya...

Seperti judul yang sudah teman-teman baca, aku mau ngebahas tentang faktor penyebab korupsi. Ternyata korupsi itu tidak melulu karena seseorang memerlukan banyak uang loh, tapi bisa jadi timbul dari dalam diri kita tanpa kita sadari. Tapi sebelum kita bahas lebih jauh tentang faktor penyebabnya, aku mau kasih tau dulu ke teman-teman apa itu korupsi dan apa saja bentuknya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Korupsi merupakan tindakan atau perilaku pelanggaran terhadap hukum yang dilakukan untuk mencapai kesenangan dan kepuasan yang nantinya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Korupsi bukan hanya tentang penggelapan dana loh teman-teman, tapi ada beberapa bentuk kejahatan korupsi yang sering terjadi seperti kolusi, gratifikasi, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, nepotisme, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri sedang marak kasus korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum tidak bertanggung jawab, dengan berbagai macam bentuk dan tak-tiknya.

Sebenarnya, ada banyak faktor penyebab korupsi yang dilakukan oleh seseorang untuk kesenangannya sendiri. Tapi kali ini, kita akan fokus ke faktor penyebab yang dapat timbul dari dalam diri tanpa kita sadari. Penasaran? Yuk kita ulas bersama..

1. Ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki

Rasa tidak puas yang timbul dari dalam diri membuat kita selalu merasa kurang dan tidak pernah cukup atas apa yang kita miliki. Padahal kita perlu menyadari kapasitas dan kemampuan diri kita terhadap sesuatu hal. 

Sebagai contoh, Bela mendapatkan hasil ujian matematika dengan nilai yang kurang memuaskan menurutnya, ia merasa malu dan kesal akan hasil yang ia dapatkan. 

Kemudian ia menemui guru matematikanya dan memberikan sejumlah bingkusan dengan harapan nilainya akan diperbaiki. Tindakan Bela merupakan salah satu bentuk tindak korupsi yaitu penyuapan, dan itu salah di mata hukum. Maka dari itu penting bagi kita untuk selalu bersyukur atas segala pencapaian yang telah kita raih.

2. Tidak percaya diri

Rasa tidak percaya diri atas kemampuan yang dimiliki cenderung membuat seseorang berusaha menutupi kekurangannya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan tindak korupsi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline