Lihat ke Halaman Asli

Kondisi Kualitas Air Sungai di Kota Surabaya yang di Jadikan Air PDAM

Diperbarui: 13 Juni 2022   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Air merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Tanpa air,  manusia tidak dapat hidup dengan sebagaimana mestinya, ataupun tidak akan ada kehidupan di bumi jika tanpa air. Air yang relatif bersih sangat dibutuhkan oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan industri, dan keperluan manusia yang lain.

Tak terkecuali wilayah Surabaya, yang merupakan wilayah terpadat di provinsi Jawa Timur, yang pastinya membutuhkan ketersediaan air bersih yang tinggi. Namun, kondisi perairan di Surabaya, baik itu sungai atau laut sudah tercemar, sehingga hal ini harus mendapatkan perhatian yang serius. Sehingga secara kualitas, air sudah menjadi sumber daya yang mengalami penurunan. 

Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat dikarenakan kenaikan populasi. Berdasarkan pemantauan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, pada tahun 2013 menunjukkan 69,45% berstatus tercemar ringan, 22,22% tercemar sedang dan 8,33% tercemar berat, Pemantauan dilakukan dengan menggunakan parameter BOD dan TSS.

Kebutuhan air bersih pada wilayah Surabaya dan sekitarnya didapatkan dari pengolahan air sungai dari Kali Surabaya. Pengolahan ini dilakukan karena air di wilayah Surabaya memiliki tingkat pencemaran yang tinggi. Menurut Arief Wisnu Cahyono, Direktur Utama PDAM Surya Sembada, faktor yang mempengaruhi kualitas air bersih adalah banyaknya limbah pencemar air baku dan kondisi pipa distribusi. 

Lebih dari 50 persen pipa distribusi air bersih di Kota Surabaya sudah mencapai di atas 30 tahun, bahkan hingga ada yang berusia 50 tahun, terutama pada kawasan padat penduduk. Peneliti Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) juga mengatakan bahwa ditemukannya klorin dan mikroplastik pada Sungai Kalimas, Surabaya. Klorin merupakan kandungan zat kimia yang dapat ditemukan dalam disinfektan, pembersih lantai, dan pemutih pakaian, yang tentunya bahaya bagi tubuh jika dikonsumsi.

Dengan kondisi seperti ini, tentunya biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan air akan semakin besar, dan risiko penurunan kualitas air olahan menjadi lebih besar. Hampir seluruh kasus pencemaran air akan mempengaruhi makhluk yang ada di bumi, tidak hanya manusia, namun juga biota liar alami. 

Oleh karena itu, masyarakat harus lebih peduli lagi dengan lingkungan yang di sekitarnya. Dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan daur ulang, dan lebih mengelola limbah rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline