Lihat ke Halaman Asli

Maafkan atas Segala Luka yang Pernah Kuberi

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dear kamu, maaf ya aku mengintip catatanmu lagi, sebenarnya aku sudah berusaha untuk tak pedulikan kamu, aku sudah lelah dengan segala hal yang menyedot emosiku tentangmu. Tapi entahlah tanganku selalu ingin mengetahui kamu sekarang sedang nulis apa....hehehe, kebiasaan yang sudah kulakukan sejak pertama aku mengenalmu, dan aku masih tak bisa meninggalkan kebiasaan itu.

Kamu ternyata masih menulis tentangku, meski isinya selalu hal-hal sindiran yang membuatku merasa kacau dan tersenyum kecut. Aku paham, dihatimu ada rasa kecewa yang sangat terhadapku, kebersamaan kita dulu meninggalkan luka yang sulit terhapus. Maafkan aku ya, Atas rasa yang pernah kita rangkai bersama yang akhirnya membuatmu menjadi seperti ini, atas segala perlakuan yang ternyata membuatmu tak suka.

Dear kamu, terimakasih atas segala pedulimu terhadapku, meski dalam bentuk yang menyakitkan untukku. Segala jenis prasangka yang kau tuduhkan, segala hal yang kau cari tentangku, meski aku ingin buka siapa aku sebenarnya, namun kamu terlanjur mencari dengan caramu sendiri, dan semua menjadi rumit setelahnya.

Dan dua minggu kemarin, saat kau datang lagi kepadaku untuk menawarkan kembali merajut kisah, aku tahu itu hanya bentuk rayuan palsumu sebagai kamuflase luka dan kecewanya hatimu dengan gadis yang baru hadir dalam hatimu, ternyata hati gadis itu bukan untukmu. Dan kamu tahu perasaanku saat itu? aku merasakan luka yang sama, luka yang sengaja kau sembunyikan, perih!

Aku ingin menghapus semua salahku, aku ingin kamu tak menjadi pria aneh lagi, yang kadang mengasikkan, namun kadang menakutkan. Aku ingin kamu menjadi seperti dulu lagi, pria yang pernah kupuja dalam diamku, pria yang mengasikkan dengan pemikiran-pemikiranmu yang pernah memukauku. Pria yang tingkahnya selalu membuatku tertawa. Pria yang cool dimataku.Aku rindu saat-saat itu, saat-saat awal kita saling mengenal, kamu begitu menyenangkan.

Aku tak mengerti apa yang wanita itu bicarakan kepadamu, hingga kau tega melakukan ini semua. Aku sangat terluka kemarin, dan aku memilih diam. Tapi, ketika aku tahu kamu lebih menikmati keceriaan bersamanya, aku baru sadar,  mungkin itu adalah jalan terbaik buatmu untuk menghapus semua lukamu. Dan salahkah aku ceria kembali untuk menutupi semua perihku? haruskah aku terus terpuruk dengan kenyataan yang menyakitkan ini?

Aku telah  merenungi semua kemarin, semua salah-salahku padamu. Dan aku tulus mendoakan yang terbaik untukmu. Aku suka melihatmu tertawa kembali, meski tak kupungkiri, ada sesuatu yang mengiris-iris hati ketika tawamu bukan denganku, tapi tak apalah, aku akan redam semua egoku demi kamu.

Aku sayang kamu, aku tak ingin kamu terluka untuk yang kesekian kali, pun dengan gadis barumu itu, aku melihat kekecewaan dihatimu ketika dia jelas-jelas mencintai pria lain. Aku seperti cenayang ya? meraba-raba apa yang terjadi dalam hatimu. Tapi kita pernah dekat, sangat dekat malah, sehingga sepertinya aku sangat tahu isi hatimu, hehe maaf ya aku sotoy kali ini.

Dear kamu, ini tulisan keberapa dariku tentangmu, kamu yang sekarang sudah berubah dan telah mengunci rapat-rapat hatimu untukku. Dan aku memakluminya. Teruslah tersenyum ya, jangan sedih lagi karenaku, semoga dia mempu membasuh lukamu meski kutahu, dia memiliki hubungan serius dengan pria lain.

Biarlah aku tetap menyimpan kenangan tentangmu, dan sesekali memandangimu dari kejauhan. Maafkan semua perih yang kuberi padamu, maafkan caraku mencintaimu yang tak biasa.

Sudah ya, jaga diri baik-baik, wish you be right man... :D

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline