Lihat ke Halaman Asli

Tidak Lulus UN Mau Ngapain?

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa UN tinggal dua bulan lagi, harus lebih mempersiapkan diri nih, ikut bimbingan, les tambahan, try out, dan di sekolah jam mata pelajaran UN sudah diperbanyak, menggeser mata pelajaran yang disisihkan dari arena UN, seperti kesenian, PKn, sejarah, dll, ditambah istigosah tiap minggu di sekolah. Acara malam minggu pun tetap berkutat dengan buku, tujuannya hanya satu, lulus UN.

UN merupakan ajang penentuan kualitas siswa berdasarkan standar pemerintah dengan melihat kalkulasi nilai antara 60% nilai UN dengan 40% nilai rapor untuk th 2012, penentuan dengan kalkulasi ini merupakan amandemen dari UN tahun-tahun sebelumnya yang hanya berpatokan pada nilai UNAS sebagai penentu kelulusan siswa, perubahan standar kelulusan ini muncul mungkin disebabkan dari banyaknya protes dari guru maupun siswa dan tentunya masyarakat yang merasa bahwa sistem kelulusan seperti itu tidak obyektif.

Penentuan kelulusan pada tahun ini tidak seekstrim ketika kebijakan UN mulai dilakukan, lulus hanya berpatokan pada nilai UN, dimana ketika itu saya jumpai kisah seorang  siswa yang tidak lulus UN nekad mengakhiri hidup, karena dimaki terus oleh ayahnya, dan mungkin ia sangat malu karena tidak lulus UN identik dengan bodoh, dungu, bego, dll sejenis, padahal menurut guru dan tetangga dekatnya, dia adalah anak yang rajin, pendiam, dan tidak banyak polah, berbeda dengan salah seorang teman kelasnya yang suka bikin onar, kelakuannya juga kurang simpatik baik terhadap guru maupun temannya, tapi lulus UN.

Apakah kepribadian yang baik (moral) tidak berpengaruh pada standar kelulusan siswa, mungkin jika penilaian obyektif secara menyeluruh, kepribadian atau moral menjadi mata pelajaran nomor satu yang wajib tertulis di ijasah dan lembar hasil UN, tapi berhubung penilaian dengan menggunakan parameter tersebut sulit diukur dengan angka, apalagi ini masih belum menjadi prioritas Bapak-bapak yang sedang menguasai kebijakan dunia pendidikan, jadi kualifikasi moral belum menjadi sasaran tembak untuk menentukan kualitas seorang siswa, jadi tidak perlu heran jika di negara ini, banyak meluluskan orang pintar dengan moral yang masih dipertanyakan.

Kembali ke judul, tak lulus UN mau ngapain?, nah, ini yang sebenarnya merupakan parameter seorang siswa "lulus" ditempa dikawah candradimuka yang bernama sekolah, jika seorang siswa sudah mempersiapkan diri dan berusaha dengan optimal untuk menghadapi UN, namun kenyataannya, ternyata nilainya tidak sampai pada standar kelulusan,  jika dia masih memiliki semangat dan mampu mengontrol dirinya untuk tidak nekad melakukan hal-hal yang bodoh (seperti lari ke narkoba atau mengakhiri hidup), maka siswa inilah sejatinya layak lulus. Karena angka tidak mampu meruntuhkannya menjadi seorang apatis. Tetap semangat, bangkit, ikut UN tahun berikutnya.

Selamat menghadapi UN 12 April mendatang kawan, good luck!

jangan curang ya.........




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline