Kesehatan reproduksi didefinisikan WHO sebagai suatu keadaan sejahtera baik secara fisik, mental dan sosial secara komprehensif, terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Jumat (12/07/2019) Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (Sudin PPAPP) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu bersama dengan BKKBN menggelar konsultasi terkait dengan kesehatan reproduksi kepada Posyandu, Puskesmas, dan RSUD di RPTRA Tanjong Timor, Kelurahan Pulau Panggang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dalam memberikan informasi yang tepat bagi Pasangan Usia Subur (PUS) sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi dan akses terhadap pelayanan kesehatan.
Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta dan Plt. Direktur Kesehatan Reproduksi (drg. Widwiono, M.Kes) dan Tim selaku narasumber dari BKKBN mengatakan bahwa individu dikatakan bebas dari gangguan reproduksi apabila memiliki akses terhadap informasi alat kontrasepsi dan reproduksi, bebas memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kelayakan medis, aman dari kemungkinan kehamilan yang tidak diinginkan, dan terlindung dari praktik reproduksi yang berbahaya.
"Masyarakat sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD karena tidak mengganggu hormon dalam tubuh" ujar dokter Nia Reviani. Banyaknya informasi yang tidak pasti terkait dengan dampak alat kontrasepsi di kalangan masyarakat umum membuat masyarakat khawatir dalam memilih alat kontrasepsi, untuk itu peran tenaga kesehatan sangat dibutuhkan guna memberikan informasi dan mengarahkan masyarakat untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat juga aman.
Kasi Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sudin PPAPP Kepulauan Seribu Drs. H. Maman Manshur, MM.Pem berharap dengan adanya kegiatan ini semoga dapat meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri tenaga kesehatan di Kelurahan Pulau Panggang dalam memberikan konsultasi kepada PUS khususnya terkait kesehatan reproduksi dan alat kontrasepsi, sehingga meningkatkan cakupan kepesertaan ber-KB dan menurunkan angka TFR (Total Fertility Rate).
Penulis : Elsa Ika Prastika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H