Lihat ke Halaman Asli

Isu Gender dalam Media

Diperbarui: 31 Juli 2024   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini banyak sekali isu-isu yang terjadi di media salah satunya isu gender yang terjadi di semua media salah satunya  di media online. Mengapa harus media online ? karena media online lah pada saat ini yang paling banyak diakses  kapanpun dan dimanapun .

Menurut straubhar dan larose (2007 : 149) dalam buku komunikasi massa yaitu dua sampai tiga pengguna intrnet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya. Media online memang lebih unggul dari media lainnya karena dapat diakses kapan saja, di mana saja dan jenis penyajian beritanya berupa gambar ,gambar bergerak ,teks maupun audio.

Isu gender dalam media merujuk pada cara media massa menggambarkan ,mempresentasikan , dan memposisikan gender,terutama Perempuan, dalam berbagai konteks. Hal ini melibatkan analisis terhadap stereotipe,bias gender, dan ketidakadilan yang tercermin dalam pemberitaan,iklan , dan program-program media. Kenapa Perempuan paling terkemuka dalam isu gender? Karna realitanya kita hidup di Masyarakat yang kental dengan budaya patriarki,sehingga,kadang kala masih menempatkan perempuan sebagai kelas kedua. Seiring berkembangnya waktu dan teknologi semakin canggih banyak sekali orang-orang terpengaruh dan mengikuti standartrisasi yang ada di media online dengan konten-konten yang beragam. Hal ini terjadi karana perempuan sering kali digambarkan dalam media dengan stereotip yang tidak reaslistis ,seperti lemah,emosional,dan bergantung pada pria.

Masyarakat juga cenderung mengikuti apa yang disajikan di media mau itu baik ataupun buruk . salah satu yang menjadi bayang-bayangan perempuan terlebih di Indonesia adalah Beauty Standart . Yang mana cantik itu harus putih ,tinggi,lansing dan sebagainya. padahal itu sama sekali enggak mempresentasikan kecantikan Wanita Indonesia dan  hal ini sering menjadi shaming terhadap Perempuan yang seharusnya tidak perlu di Shaming .Selain itu ,standart kecantikan dalam konten sering sebagai objek yang terkadang membuat Perempuan tidak nyaman. Konten-konten yang ada akan sangat mempengaruhi diri kita sebagai perempuan dan pikiran itu akan datang dari diri sendiri dan berusaha mengikuti apa yang disajikan di media dan menjalani hidup untuk memenuhi ekspetasi dari orang lain.

Menurut MC Luhan medium is the massage. Artinya media adalah pesan yang mampu memberikan perubahan budaya konten atau penggunanya. Media massa punya peranan yang sangat besar  dalam membentuk pola pikir yang ada di Masyarakat.  Terlebih isu gender terhadap Perempuan di media yang masih kurang perannya. Dan bagaimana harusnya media menagambil bagian dalam kesetaraan gender ? utamanya ,media harus memiliki kesadaran yang kolektif untuk memberitakan isu Perempuan yang yang sensistif gender. Menurut Purnama Ayu Rizky " Yang pertama kesadaran kolektif yang harus dibentuk,ditempa dari mulai level paling bawah,paling dasar, dari reporter sampai ke petingginya". Media juga harus konsisten mengawal isu penting soal pengarusutamaan atau kesetaraan gender lewat channel yang dimiliki. Selain media, Masyarakat juga memiliki peranan yang sama pentingnya untuk membawa ekosistme jurnalisme di Indonesia kearah yang lebih baik dan melaporkan pemberitaan yang melanggar KEJ. Diharapakan  media lebih ramah gender dan men yadari kekuatan yang dimilikinya dalam memberitakan suatu isu. Dengan adanya kerja sama dan kesadaran yang ditekannya kepada media dan Masyarakat ini akan membuat salin membahu dalam mengawal isu kesataraan gender.

Penulis : Elsa Teresia Br Karo (Mahasiswa Universitas Siber Asia)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline