Tempe adalah makanan pokok yang berbahan dasar kacang kedelai yang jauh dari teknologi modern, pembuatannya masih sangat tradisional dan dibungkus menggunakan daun dan kertas. Ada pula membungkus menggunakan plastik, dan rasanya juga berbeda-beda. Tempe tidak hanya dikenal dengan rasanya yang enak tapi harganya pun sangat murah meriah, siapapun dapat membelinya terutama masyarakat menengah. Banyak yang menyukai kuliner berbahan dasar kacang kedelai tersebut, baik disantap sebagai lauk maupun camilan, olahan kuliner tempe pun berkembang semakin pesat.
Seulalah me[upakan sebuah gampong yang terletak di kecamatan Langsa Lama, kota Langsa, Aceh. Pada tahun 2010, gampong ini dimekarkan untuk membentuk Gampong Seulalah Baru. Terdapat Warung Raja Tempe di Seulalah baru. Lalu Seulalah Atas setelah melewati Seulalah Bawah, tepat simpang tiga menuju desa Keumuning ada sekolah SMP Negeri 8 Langsa, Yayasan, Masjid, TPA, dan Balai Pengajian. Tempatnya masih cukup asri walaupun berdekatan dengan pusat Kota Langsa.
Namun, di desa tersebut hampir mirip dengan hiruk pikuk kota yang dilintasi kendaraan. Di Seulalah juga ada seperti jurang, bukit-bukit yang tidak terlalu tinggi, SD Negeri 1 Seulalah, dan masih banyak lagi. Tepat menuju kemuning dan masih berdekatan dengan sekolah SMP Negeri 8 Langsa ada sebuah Cafe bernama Plato Coffee Kencana. Tempatnya yang asri, jauh dari masyarakat, menu yang enak, dan wifi yang lancer. Bukankah menjadi objek tempat bersantai yang nyaman.
Tidak hanya itu, ada pula kandang ayam putih milih pebisnis ayam tepat didekat sungai yang sudah mati yang dikelilingi dengan pohon-pohon dan semak-semak di jurang yang tidak terlalu dalam tersebut. Adapula perkebunan sawit, apabila sudah panen dan ditebang maka masyarakat dapat memanen jamur-jamur yang menempel di pohon sawit. Masyarakat setempat juga sering mencari sayur-mayur di hutan yang menuju gang pusara. Mereka sering menyebutnya dengan "ngeramban".
Dulu, Seulalah masih dikenal dengan Seulalah Atas dan Seulalah Bawah, namun sudah ada Seulalah Baru setelah dimekarkan. Walaupun Seulalah sangat melekat dengan kuliner, Desa tersebut juga melekat dengan desa yang sering banjir juga. Seperti halnya desa tetangga yang sering terkena banjir.
Di Seulalah, sudah tidak asing dengan tempe. Banyak ditemukan pabrik tempe rumahan, dan warung gorengan. Konsumen yang berdatangan juga berbagai jenis dan kalangan. Di pabrik tempe, konsumennya merupakan masyarakat desa Seulalah, luar desa, hingga luar kota. Tempe dijajal dipabrik yang nantinya konsumen sendiri yang akan membeli hingga dibawa keliling desa Seulalah.
Seulalah banyak ditemukan tempe yang dibungkus menggunakan daun, masyarakat menyebutnya dengan tempe daun. Mereka sudah terbiasa dengan adanya tempe daun, dimanapun ada tempe daun disekitar desa Seulalah. Pagi-pagi sekali, ada penjual menaiki sepeda untuk menjajal tempe dan pembeli yang berdatangan ke pabrik tempe untuk membelinya. Menurut sepengetahuan saya, warga desa sering mendatangi pabrik rumahan tersebut pada pagi hingga sore hari.
Tempe yang dibuat masih sangat tradisional, masih digiling menggunakan tangan dan menggunakan kayu bakar untuk menghasilkan kacang kedelai siap produksi sebagai tempe yang renyah. Tempe yang sudah direbus bisa diberikan ragi dan tepung, ragi untuk memproduksi tempe adalah ragi khusus tempe. Kemudian, kacang kedelai dimasukkan ke dalam baskom dan dibungkus menggunakan daun kertas. Ragi tempe dipergunakan untuk pembuatan tempe yang mengandung jamur tempe. Secara tradisional, biasanya diambil dari daun pisang bekas pembungkus tempe pada waktu pembuatan. Ragi juga dapat ditemukan dipasaran yang dapat diperjualbelikan.
Bahan utama membuat tempe adalah kacang kedelai, apabila krisis ekonomi seperti pandemik pada saat ini. Maka, masalah utama pada pembuatan tempe adalah persediaan kacang kedelai yang sulit didapat akibat naiknya harga kacang kedelai. Namun, masalah tersebut tidak meruntuhkan semangat berbisnis walaupun sedikit kecewa. Karena, jika persediaan kacang kedelai menurun maka pembuatan tempe menjadi terhambat. Jika sudah begitu, pebisnis harus mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mempertahankan usaha dan cita rasanya tanpa mengecewakan konsumen.
Walaupun terjangkau, masalah ekonomi yang dialami masyarakat desa masih ada yang bermasalah. Terutama pada saat pandemik yang merugikan banyak pihak. Terutama bagi pedagang yang ada d Seulalah. Perekonomian pada masyarakat Seulalah adalah menengah ke bawah dan ke atas. Walau begitu, banyak juga yang perekonomian masih rendah. Persoalan perekonomian memang menjadi hambatan untuk kehidupan sehari-hari, tetapi usaha tempe bukan menjadi sangat membantu masyarakat setempat. Tetap dapat memenuhi kebutuhan dapur walaupun sedikit sulit.
Rasanya sangat gurih dan lezat apalagi jika sudah disulap menjadi lauk pauk hingga cemilan, harganya juga sangat terjangkau. Sangat membantu ibu-ibu di tanggal tua bukan? Banyak keluhan ibu-ibu mengenai kebutuhan dapur. Ibu-ibu menjadi sangat senang dengan adanya pabrik tempe rumahan, tidak hanya membeli secara murah tetapi mendapat harga pabrik. Sangat menguntungkan terutama bagi warga Seulalah. Kualitas tinggi, segar, dan murah meriah. Itulah nilai utama bagi masyarakat di desa Seulalah.