Siapa yang mengenal Stanis Besin? Tak banyak orang yang mengenal Stanis di Timor Bagian Barat. Namun tidak dengan umat (masyarakat) Timor Leste. Figur yang satu ini sangat dikenal luas di Negara kecil ini.
Kabar kepergian Stanis 19 Juni 2019 pada usianya ke-81 sontak menimbulkan kehilangan yang mendalam masyarakat Timor Leste. Ucapan duka yang mendalam mengalir deras dari masyarakat di Distrik Bobonaro, Colegio Maliana, Balibo, Atabae, Uato-Carbau, Uatulari, Viqueque, Cailaco dan di Culuhun Dili dan sekitarnya. Berita duka ini telah mengingatkan kembali akan pengabdian dan pelayanan tak terkira dari Amu Stanis . (Amu=Pater, Romo, Bapa)
Stanis dikenal ramah, rela membantu siapa saja dan setia melayani sebagai seorang Imam tanpa kenal lelah. Ia tak pernah menolak untuk mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran bagi siapa saja yang membutuhkannya. Ia tidak pernah membedakan siapa yang harus dilayani dan siapa yang tidak. Ia lebih dikenal oleh kelompok masyarakat kecil dan kaum marginal.
Stanislaus Besin lahir pada Tahun 1938 di Atapupu. Stanis masuk Seminari Lalian Tahun 1953. Sesudah tamat dari seminari Lalian Stanis melanjutkan pendidikan menjadi imam di Seminari Tinggi Ledalero. Tanggal 21 Juni 1970, Stanis dithabiskan menjadi imam di Atapupu oleh Mgr. Theodorus Sulama, SVD.
Hampir sebagian besar waktu pelayanannya sebagai Imam dihabiskan di Timor Leste. Walau Ia pernah tercatat sebagai Preses Seminari Lalian (Kepala Sekolah SMA Seminari Lalian Atambua) dan Provinsial SVD Timor (Pemimpin SVD wilayah Timor) dua periode, ia lebih dikenal sebagai Imam orang-orang kecil di Timor Leste. Saya lebih mengenal Stanis sebagai Imam orang-orang kecil. Amu Stanis (Sapaan akrab Umat Timor Leste) merupakan pejuang kemanusiaan Timor Leste.
Belasan Tahun, Amu Stanis menggabdikan diri di Colegio Maliana sebagai guru dan kelapa sekolah SMA Colegio 1990-an. Pusat pendidikan SVD ini jauh dari ibu kota kabupaten Bobonaro waktu itu. Di tengah keheningan alam, Colegio Maliana dalam masa kepemimpinan Amu Stanis telah mendidik siswa-siswa SMP dan SMA hingga melahirkan lulusan-lulusan yang handal.
Sebagian anak didiknya mengakui Amu Stanis sebagai pendidik yang baik. Ia tampil bak seorang ayah bagi ratusan anak didik yang diasramakan. Teladan hidup merupakan cara yang baik untuk mendidik. Ia dikenal sebagai guru yang tertib waktu, disiplin dan ulet.
Ia bukan tipe yang kompromistis terhadap aturan dan selalu konsisten pada aturan yang telah ditetapkan. Anak didiknya kini telah tersebar mengabdi di berbagai penjuru dunia.
Sebelum Referendum Agustus 1999, Amu Stanis telah ditugaskan di Paroki Balibo. Berkat teladan hidup yang sederhana dan bersahaja, ia gampang diterima di mana saja bertugas. Dalam rutinitas hariannya, Stanis tidak pernah duduk diam di Pastoran (tempat tinggal pastor).
Ia dikenal sebagai pastor yang selalu mengunjungi umatnya. Tanpa menggunakan sepeda motor atau pun mobil, ia rela menghabiskan waktu dan tenaga dengan berjalan kaki mengunjungi umat di wilayah misinya.