Lihat ke Halaman Asli

Robertus Elyakim Lahok Bau

Pegiat Literasi di Komunitas Secangkir Kopi

Hujan di Atapupu

Diperbarui: 1 Februari 2019   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan tertawa lebar
Ia bertanya, "lama kamu menanti?"
Yah, kampung ini hampir saja pergi tanpa dirimu
Besok para nelayan boleh menanam
Di mana? Di bibir Pantai

Hujan tersenyum basah malu-malu
Katanya, "Kita sedang ber-rasul"
Seperti barisan buruh yang dikejar klakson tanpa henti
Hujan pun lari ber-rasul memikul klakson nanti

Hujan
Kau buat hati nelayan riang gembira
Jagung tumbuh di pesisir pantai
Ikan pun berenang di muara sungai

Nelayan sudah menyalakan api
Memetik belimbing di kebun petani
Dan meyeduh kopi buruh pelabuhan 

Hujan
Kua asem sudah datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline