Dalam catatan buku harian perjalanan TEYSMANN, J.E ke Bangka dari bulan Juni tahun 1869 hingga bulan Januari tahun 1870, yang dipublikasikan tahun 1870 menguraikan tentang varian spesies flora dan fauna yang ia jumpai di Pulau Bangka, yang ia lakukan perjalanan dimulai dari Muntok, pada saat ia datang di Muntok pada 27 Juni 1869, seorang penduduk bernama dr. Croockewit berbaik hati menyediakan akomodasi yang luas, untuk ia melakukan semua aktivitasnya.
Perjalanan dari Muntok sehingga sampai wilayah bagian Selatan pulau Bangka dan akhirnya kembali lagi ke Muntok pada Januari 1870.
Pada halaman 18 disebutkan beberapa hewan lokal yang juga diikutkan dengan penyebutan lokal, seperti pelandok (kancil), kijang, Napoe/Napoh (Moschus napi). Perburuan hewan ini dilakukan oleh orang Bangka dengan cara belapon (lapoon dengan cara memasang waring) biasanya menggunakan anjing sebagai pemburu hewan yang mengarahkannya ke arah lapon. Selain itu juga ada kembang (sejenis ayam hutan).
Pada halaman 20 ia juga menyebutkan beberapa nama yang dihasilkan dari tanaman atau sejenisnya, seperti geta perca, damar, minyak krowing, getah kolan (Ceratophonrus leerii), resam (gleichenia dichotoma) yang juga biasa dibikin jadi kopiah (kopiah resam).
Disarikan dari buku yang berjudul "Aanteekeningen uit het dag-boek mijner reis over Bangka, van Juni 1869 tot en met Januari 1870" oleh TEYSMANN, J. E yang publikasi tahun 1870. Dengan bantuan google terjemah (terjemahan bebas).
Copy supplied by the British Library from its digital collections
Oleh Suryan Masrin
Mentok, 22 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H