Lihat ke Halaman Asli

Pandemi Beri-beri di Bangka pada Abad 19

Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku wabah beri-beri

Pandemi BERI BERI di Kepulauan Hindia Belanda Abad 19

"Pulau Bangka"

Tulisan ini adalah ulasan kecil yang dilakukan dengan terjemahan bebas melalui google translate, yang kemudian penulis tuangkan dalam catatan kecil ini. Berharap menjadi sebuah pengetahuan dan memberi manfaat tentang wabah yang pernah terjadi dan juga sedikit mencekam kala itu. Dalam ulasan ini hanya menceritakan hal ihwal yang terjadi di Bangka saja. Pada umumnya, di wilayah lain ini terjadi lebih pada orang tua, "Orang jompo, menurut semua pengamat.

Namun, sedikit  berbeda dengan yang terjadi di Bangka, beberapa kontradiksi; penyakit di sini mempengaruhi lebih banyak orang muda, orang berotot.

Buku ini ditulis oleh Dr. C. F. A. SCHNEIDER dengan judul "BERI BERI" pada tahun 1862, sebagaimana tertulis dalam kata pengantar yang beliau cantumkan dalam buku tersebut. Dalam kata pengantar ditulis tertanggal di Muntok 15 Oktober 1862.

Berikut beberapa ulasan singkat terjemahan bebas yang penulis lakukan.

Bagian kata pengantar:

Di antara penyakit paling menghancurkan di Hindia Timur-tidak diragukan lagi mendengar Beri-Beri, yang mana bahkan sebelumnya beberapa tahun mungkin bisa disebut langka. Ditingkatkan komunikasi pulau-pulau di antara mereka sendiri memiliki perluasan membuat penyakit ini lebih dikenal, dan bermacam-macamnya ekspedisi militer memunculkan banyak orang diger muncul dan pasukan dihancurkan.

Sehubungan dengan ini menjadi mata para tabib menetap lebih pada penyakit mengerikan ini, dan satu muncul

sejumlah besar pesan dan laporan, yang sayangnya, adalah milik dari sifat penyakit menyumbang sedikit.

Penyebab dari hasil yang menyedihkan ini adalah: atau jumlah penderita yang rendah, atau kurangnya kesempatan untuk salah satunya penelitian yang akurat; akhirnya penyakit itu sendiri, yang,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline