Lihat ke Halaman Asli

Penulis Idealis Vs Penulis Industrialis

Diperbarui: 9 Juli 2020   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Joko Irawan Mumpuni, dokpri

"Menulislah, maka engkau akan dikenang"

Suryan Masrin 

'Writing preneurship' 

Menulis buku yang diterima penerbit 

Salahkah seorang menjadi penulis idealis? Tentu tidak. Kemudian apakah salah seorang menjadi penulis yang industrialis? Juga tentu tidak. Nah, bagaimanakah penulis yang disukai oleh penerbit? Ya gabungan dari kedua-duanya.

Bagi orang yang memiliki uang lebih, menerbitkan buku itu hanya sekedar untuk memperkenalkan sesuatu atau branding saja. Bisa jadi, juga hanya sekedar mendokumentasikan sebuah momen atau sesuatu yang dijadikan sebagai kenangan yang nantinya dapat dilihat oleh anak cucu. Kalaupun itu laku dan menhasilkan uang, anggap saja itu sebagai bonus.

Bagi akademisi, publikasi atau menerbitkan sebuah karya itu orientasinya hanya pada profit, nirlaba (CSR/pengabdian), branding/promosi,  memenuhi regulasi/akreditasi dan lain sebagainya. Misalnya, bagi kalangan guru besar atau profesional sekadar mengasah pemikiran dan mempertahankan kepopuleran dan lain sebagainya. Atau juga bagi mereka yang penghobi, yang sekedar berbagi hasil karya yang mereka hasilkan dari sebuah hobi. Nah inilah yang disebut dengan penulis idealis. 

Sebaliknya, penulis yang industrialis adalah penulis yang memiliki barometer dengan nilai yang dihasilkan, salahsatunya royalti. Mereka menulis dengan tujuan untuk menghasilkan uang saja. Terkadang urusan ini tak menjadi hal utama. Yang terpenting diminati (laku) dan menghasilkan "uang".

Lalu bagaimana penulis yang disukai oleh penerbit? 

Penerbit tentu memiliki kriteria dalam mempublikasikan dan menerbitkan sebuah karya, tidak asal terbit saja. Pengabungan dari idealis dan industrialis merupakan hal yang disukai oleh kalangan penerbit. Yang terpenting para penulis tersebut telah memenuhi sistem penilaian yang berlaku di penerbit. 

Sistem penilaian naskah di dunia penerbitan secara umum mengacu kepada standar editorial dengan bobot +10%, peluang potensi pasar dengan bobot +50 %, keilmuan bobot +30 %, dan reputasi penulis bobot +10 %. Jika hal di atas telah terpenuhi, maka 99% naskah akan diterima dan dipublikasikan oleh penerbit. Memang tidak mudah untuk mencapai itu semua. Segala sesuatu itu butuh proses. Jika ingin yang instan, bisa menerbitkan dengan biaya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline