Lihat ke Halaman Asli

Rahasia

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini adalah sebuah kebenaran

Sebuah jalan cerita dengan sekenario tanpa campur tangan manusia

Mutlak sekenario Tuhan

Bulan syawal memang sebuah ruang waktu yang tepat untuk diisi dengan kegiatan yang bisa mempererat tali ukhuwah

Sering kali tali silaturahmi yang terjalin di bulan syawal kita rasa lebih kuat di banding bulan-bulan lainnya

Episode kisah ini dimulai pada suatu pagi yang cerah di bulan syawal

Tepatnya hari ke -tujuh di bulan syawal

Pada pukul 10.00 ,hariSabtu,tanggal 26 september 2009

Tuhan mempertemukanku dengan seorang teman lama di sebuah pangkalan ojek di sebuah pertigaan jalan

Dengan kaos hijau muda berkerah dan celana jean ala anak muda jaman sekarang-nya, dia tampak lebih dewasa dibanding dua tahun yang lalu ketika kita masih duduk di kelas tiga SMA.

Percakapan hangat pun terjadi diantara kita berdua ,saling melepas rindu, dan sesekali di selingi dengan senda gurau dankekonyolan-kekonyolan yang sering kami lakukan semasa SMA

“pa kabar ,sob?kemana aja kamu?lama ga jumpa ya.”Sapaku dengan nada tinggi

“Baik, Sob.setelah lulus aku kerja enam bulan di bali ,sob.Terus 6 bulan terakhir ini aku kursus di bidang pariwisata di jogja,dan sekarang Alhamdulillah sudah selesai.Kamu dimana sekarang sob?Jadi masuk UIN?”

“jadi donk.Bagiku UIN adalah Gerbang Timur Al-Azharsob.Alhamdulillah aku diterima di BSA sob.sebuah mimpi kecil yang tumbuhmulai sejak pertama kali bertemu dengan Guru bahasa Arab kitadi MTs,Ustad junaidi .Terus rencana selanjutnya apa sob?”

“Alhamdulillah, Awal bulan Oktober nanti aku mulai wiyata di SD desa sebelah.Aku pengen jadi guru sob.”

“GOOD….GOOD….” sahutku sambil ku sodorkan kedua ibu jariku.

Tidak jauh dari tempat kami berdiri, ada beberapa pasang mata menatap dengan iri melihat keakraban kami berdua

Karena mungkin orang-orang itu masih melihat selimut rindu yang hangat yang msih terus melingkupi kami hingga kami beranjak dari pangkalan ojek yang menjadi saksi bisu pertemuan agung kami

Hari ini kami ada acara reuni angkatan kami, alumni MTsN Ngablak.Dengan motor Suzuki warna birunya kami melesat dengan kencang.Tak berapa lama kemudian kami sampai di tempat tujuan . ada beberapa teman kami yang datang lebih awal,kami sangat menikmati pertemuan ini.

Sebuah tali telah mengikat kembali hati kami satu sama lain dalam satu simpul.

Subhanallah, ini adalah nikmat yang agung.

Meski hanya sedikit dari teman kami yang bisa hadir namun ini tidak mengurangi kenikmatan pertemuan kami semua.hingga tibalah di penghujung acara,dan kami saling bersalaman satu sama lain disertai dengan doa .

“sampai jumpa kawan, sampai jumpa tahun dapan” Seru teman-teman kami dengan nada tinggi.

Saat ini aku berada diatas motor yang sama dengan pengendara yang sama ,si dia yang mengenakan kaos hijau.Namun kali ini kita melaju dangan santai ,menikmati indahnya pemandangan pegunungan sambil sesekali kami selingi dengan obrolan yang ringan.seiring dengan semakin habisnya jarak yang termakan waktu, akhirnya kami sampai kembali pada titik awal kami bertemu.

Di sebuah pankalan ojek.Di sebuah pertigaan.

Sebelum kami benar-benar berpisah,dia telah lebih dulu mengucapkan kata-kata yang sebenarnya juga ingin aku katakana.

“Sampai jumpa tahun depan. Assalamu’alaikum!” Ucapnya sambil melambaikan tangan kanannya

“wa’alaikumussalam.Sampai jumpa tahun depan,Sob! Sahutku

Aku ke selatan .Dia ke utara

 

%%%

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline