Setelah saya bertukar cerita dengan teman saya yang bernama Ananda Rizki Amelia, saya mengetahui bahwa Amel ini dia mempunyai hobi membaca buku yang berjeniskan novel untuk mengisi waktu luangnya. Menurut Amel membaca buku saat waktu luang itu dapat membuat perasaan dia menjadi lebih tenang dan untuk mengekspresikan hal apapun. Salah satu buku yang Amel sukai bahkan kemana pun dia pergi Amel selalu membawanya, buku ini berjudul "Hujan" yang ditulis oleh Tere Liye, diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama dan terbitnya buku ini pada tahun 2016, dimana buku ini bergenrekan roman dan sci-fi.
Amel menyukai buku ini karena buku ini mempunyai alur maju dan mundur, dan buku ini juga bisa meningkatkan imajinasi kita terhadap masa depan dimana di masa depan bahwa akan ada kecanggihan-kecanggihan suatu alat yang diciptakan oleh manusia. Lalu Amel juga suka terhadap tokoh-tokoh nya yaitu Esok, Lail dan Maryam dimana Esok memiliki karakter yang jenius sedangkan Lail memiliki karakter dia memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi serta teman nya Lail bernama maryam yang mempunyai karakter sosok sahabat yang begitu baik.
Buku ini menceritakan tentang sebuah bencana alam dan percintaan antara Esok dan Lail, dimana buku ini berlatarkan bumi di tahun 2050 yang semuanya digantikan oleh sebuah alat-alat yang sangat canggih. Ketika memasuki tahun ajaran baru Lail di antar oleh ibu nya naik kereta bawah tanah untuk pergi ke sekolah, Kemudian Lail dan ibunya naik kereta bawah tanah untuk pergi ke sekolah tersebut. Dan ketika di perjalanan terjadilah gempa bumi dan gunung meletus yang sangat dahsyat, sehingga menghancurkan kota tersebut dan nyawa ibu Lail pun tidak bisa diselamatkan. Kemudian datanglah seorang laki-laki bernama Esok, dia menyelamatkan Lail dari bencana tersebut. Sehingga dari bencana itulah Lail dan Esok bertemu, lalu kemanapun Lail pergi Esok selalu mendampingi Lail seperti ke tempat pengunggsian bencana. Selama setahun bencana itu mereka akhirnya terpisah, karena Esok harus melanjutkan pendidikan nya ke kota. Lalu Esok pun di adopsi oleh seorang Wali Kota. Kemudian Lail pun melanjutkan hidupnya,dia tinggal di sebuah panti asuhan dan di panti tersebut Lail bertemu dengan seorang perempuan bernama Maryam dan Maryam pun menjadi teman sekamar Lail. Meskipun Lail dan Esok telah terpisah tetapi mereka sesekali sering bertemu meskipun tidak setiap hari, lama kelamaan mereka pun saling sibuk dengan urusannya masing-masing. Dimana Lail menyibukan dirinya dengan memutuskan untuk masuk ke Sekolah Perawat dan mengikuti suatu Organisasi Sukarelawan, dan begitupun dengan Esok yang semakin aktif dalam kuliah nya sehingga dia bisa menjadi seorang profesor muda. Dimana Esok bisa menciptakan sebuah alat-alat yang sangat canggih, Esok pun dia semakin sibuk karena dia merencanakan untuk membuat sebuah alat untuk pindah dari bumi karena keadaan bumi pada saat itu bumi semakin parah. Esok pun semakin hari semakin sibuk, dia pun jarang untuk mengabari Lail, begitu pun Lail dia merasa gengsi untuk menghubungi Esok. Kemudian pada akhirnya terjadilah kesalahpahaman antara Lail dan Esok, karena Esok lebih memilih anak Wali Kota untuk dia ajak naik alat yang diciptakannya yaitu sebuah pesawat untuk keluar dari bumi. Akibat kesalahpahaman tersebut Lail sampai berniat untuk menghapus ingatannya tentang Esok dan Lail pun tidak jadi untuk menghapus ingatan tersebut. Dan pada akhirnya mereka pun kembali bersatu lalu berakhir bahagia.
Jadi kunci terpenting dari buku ini serta pelajaran yang bisa kita ambil dari buku ini adalah pentingnya suatu komunikasi di suatu hubungan karena dengan komunikasi yang baik akan menghasilkan pemahaman yang baik juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H