Lihat ke Halaman Asli

30 September Berdarah

Diperbarui: 30 September 2023   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Garudaku di cabik tangan durjana
Dadanya dihujam oleh kekejian

Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Jenderal ku direnggut dengan kejam
Nyawanya melayang tanpa belas kasihan

Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Jeritan anak-anak yang kehilangan ayah
Tak dihiraukan mereka yang durjana

Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Bumiku bermandikan darah
Kesedihan menyelimuti udara negeriku

Hari ini
Lima puluh delapan tahun yang lalu
Negaraku benar-benar diguncang
Oleh kepentingan-kepentingan tak wajar
Mengoyak Pancasilaku tanpa ampun

Tetapi dia tetap tegar
Berdiri kokoh sampai hari ini
Karena kami semua adalah tiang penyangganya
Takkan membiarkan dia tersungkur ke tanah
Agar nyawa jenderal ku tak melayang sia-sia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline