Lihat ke Halaman Asli

Rembulan Pucat Pasi

Diperbarui: 9 Juli 2023   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam semakin larut
Sesaat kuintip rembulan pucat menampakkan diri
Mencoba untuk menerangi malam yang takkan pernah terang
Namun dia tetap muncul meski lelah menyerang

Kucoba pejamkan mata dengan kantuk berat
Tetapi hatiku tak mau lelap
Masih terbayang wajah bulan
Mengapa dia nampak sedih menyinari malam?

Ku sapa wajahnya nan lesu
Berharap dia akan berseri kembali
Tetapi bagaimanapun dia akan tetap pasi
Hanya terkadang wajahnya memerah
Memendam amarah yang tak pernah bisa dia buang
Karena tak pernah bertemu siang

Lewat sudah tengah malam
Ku lihat bayangnya dibalik awan
Entah mengapa dia sembunyi
Ataukah dia tak mampu lagi menampakkan diri

Rembulan pucat
Rembulan pasi
Rembulan tak berseri
Rembulan akhirnya menangis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline