Lihat ke Halaman Asli

Elfish Angelic

Suka baca yang tidak terbaca

Salah untuk Naik Pangkat!

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unjuk kuasa yang diperagakan Polri saat ini sebenarnya bukan hal baru. Kita tentu masih belum lupa soal  kasus dari Kediri yang akhirnya diakui sebagai "salah tangkap" oleh kepolisian demi menghindari kerusakan nama lembaga dan markasnya disana.

Masih banya lagi kasus yang kurang lebih sama, namun sebenarnya kita bisa lihat berbagai penganiayaan yang mengikuti penangkapan itu dengan benang merah yang sama yakni, unjuk kuasa.

Unjuk kuasa dalam bahasa gaunya kira-kira sok' kuat alias mentang mentang. "Sindrom power" yang cenderung dieksekusi dengan "power abuse" sebenarnya lebih sering melibatkan aparat dengan rakyat kecil sekelas masling ayam.

Kepolisian  dimanapun berada, dan berdalih atau berrlindung dibalik gelar "OKNUM" untuk menutupi kesalahannya lebih suka memeras rakyat jelata daripada berhadapan secara ksatria dengan pelanggar HAM atau Koruptor.

Mereka lebih suka uang negara sebesar 750.000/kasus seorang nenek dengan buah kakao(cokelat) daripada  perampokan uang negara oleh birokrasi lokal.

Pertunjukan kesewenang-wenangan oleh POLRI di KPK kemarin sebenarnya hanya sebagian contoh terkecil dari niat oknum tertentu di lembaga hukum  itu untuk mencari jalan pintas kenaikan pangkat. Karena kenaikan pangkat adalah dewa dan tuhan bagi hampir setiap prajurit daripada pengabdian pada negara dan rakyatnya.

Namun peran media yang meliputnya dengan siaran langsung menjadikannya lebih ekslusif. Tentu untuk kasus "semangka" tidak punya nilai jual berita untuk disiarkan secara langsung. Tapi bagaimana dengan penderitaan korban salah tangkap, yang hingga kepengadilan dan dipenjara itu?

Beberapa perwira di Kepolisian, jika diteliti lebih jauh, kita mungkin akan menemukan banyak yang menuai pangkat dengan cara yang menonjolkan keberhasilan uantuk kasus kasus jebakan, terutama dari sektor pemberantasan Narkoba. Ya, narkoba juga merupakan lahan basah kepolisian menuai uang dengan jebakan betmen-nya..

Mereka lupa, bahwa ketika ada yang terpenjara karena berada ditempat yang salah pada waktu yang salah, waktu akan terus belalu dan adakah waktu yang hilang bisa diganti atau di ulang?

Semoga POLRI dan KPK berdamai dan kembali menyadari bahwa salah satu musuh mereka adalah sama... KORUPTOR.

Jangan ada lagi "mentang-mentang bawa pistol"..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline