Lihat ke Halaman Asli

elokcahya

mahasiswa

Peran Gizi dalam Siklus Khidupan Ibu Hamil dan Menyusui

Diperbarui: 27 November 2024   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

    Peranan gizi dalam penentuan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang sangatlah penting. Dalam program pemerintah mengenai 1000 hari pertama kehidupan, status gizi dan kesehatan ibu dan anak menjadi fokus utamanya. Seribu hari pertama kehidupan disebut juga sebagai periode emas yang dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) sampai anak berusia 2 tahun (Direktorat Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2012). Pada masa kehamilan, kebutuhan gizi ibu hamil mengalami peningkatan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya. Status gizi ibu hamil yang baik akan berdampak positif terhadap status kesehatan, penurunan resiko kematian saat kehamilan dan kondisi janin dalam kandungan. Janin yang mengalami malnutrisi sejak dalam kandungan akan lebih beresiko mengalami perlambatan atau retardasi pertumbuhan (Achadi, 2010).

   Masa kehamilan adalah suatu masa yang berperan dalam menentukan kesehatan bayi mulai dari janin sampai pada tingkat kehidupan berikutnya termasuk kondisi kesehatan ibu hamil sendiri. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi, maka akan terjadi masalah gizi. Masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil adalah KEK, anemia, GAKY. Masalah gizi tersebut berdampak pada kualitas generasi yang akan datang karena memperlambat pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak serta penurunan kecerdasan. Kebutuhan nutrisi ibu hamil harus terpenuhi. Adapun kebutuhan- kebutuhan zat gizi pada tahap kehamilan (trisemester I,II,III) diantaranya : energi, protein, zat besi, asam folfat, kalsium, vitamin, dan mineral.

   Seorang Wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta,pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Kebutuhan ibu hamil yang perlu dipenuhi adalah kalori,bertambah 258 gram dari keadaan normal yang digunakan untuk mengubah energi makanan menjadi energi dalam metabolisme. Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan oleh peningkatan volume darah dan penumbuhan jaringan baru. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gram yang tertimbun dalam jaringan ibu,plasenta,serta janin. Rata-rata kebutuhan protein bertambah 85 gram perhari hal ini digunakan untuk menutupi perkiraan kebutuhan 925 gram protein yang disimpan dalam janin, plasenta,dan jaringan maternal. Dianjurkan untuk mengkonsumsi protein sebanyak 85 gram sampai 100 gram perhari pada 5 bulan pertama kehamilan. Selanjutnya, ibu hamil dapat mengkonsumsi protein secara normal selama 19 minggu pertama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan sel otak bayi. Selama proses kehamilan zat besi juga dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah merah Ibu.

   Zat besi merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan berdampak meningkatnya aborsi spontan,kelahiran dini,rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan,kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi sebelum dilahirkan.

  Dalam proses metabolisme ibu hamil membutuhkan asam folat sebanyak 280 ug per hari selama kehamilan trimester I, 660 ug pada trimester II, dan 470 ug per hari pada trimester III. Ibu hamil dan bayi juga membutuhkan kalsium untuk menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Asupan kalsium yang dianjurkan ibu hamil adalah 1200 mg.

   Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin c, asam folat, zat besi, kalsium, dan zink. Berdasarkan kebutuhan tersebut, secara sederhana dapat disarankan agar ibu hamil makan lebih banyak dari biasanya karena disamping untuk ibu juga dibutuhkan untuk janin. Usahakan makan 4 sampai 5 porsi sehari dengan menu sehat seimbang,yaitu terdiri dari nasi, lauk pauk, hewani ( daging, ikan, udang, telur, ayam ), lauk pauk nabati ( tahu, tempe, dan sayuran berwarna ), termasuk mengkonsumsi buah buahan. Ibu hamil dianjurkan untuk minum susu antara 2 sampai 4 gelas perhari. Hindari konsumsi kafein berlebihan seperti kopi, teh, coklat, dan cola. Mengkonsumsi kafein lebih dari 600 mg per hari dapat mengakibatkan aborsi spontan dan kelahiran premature. Demikian juga konsumsi minuman beralkohol dapat mengakibatkan terjadinya vetal alkohol syndrome ( janin cacat karena alkohol ).

    Gizi ibu menyusui adalah makanan selain obat yang mengandung protein,lemak,mineral,air,dan kabohidrat yang di butuhkan oleh ibu menyusui dalam jumlah tertentu selama menyusui. Menyusui adalah memberikan makan kepada bayi yang secara langsung dari payudara ibu sendiri. Ibu menyusui adalah pemberian kepada bayi dengan air susu ibu atau ASI dari payudara ibu. Kebutuhan nutrisi selama laktasi di dasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui di sarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 kkal yang di gunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu. Zat gizi yang dibutuhkan antara lain: energi,protein,zat besi, kalsium,vitamin D,vitamin B-6,asam folat,vitamin B-12,zink.

    Dalam 6 bulan pertama menyusui di butuhkan sebesar 700 kkal perhari energi. Untuk 6 bulan kedua di butuhkan sekitar 500 kkal perhari dan pada tahun kedua di anjurkan tambahan sebanyak 400 kkal perhari. Tambahan protein di butuhkan sebesar 16 gram perhari untuk 6 bulan pertama. Dan pada 6 bulan kedua di butuhkan protein sekitar 12 gram perhari. Untuk tahun kedua di butuhkan 11 gram perhari. Terdapat sebanyak 0,3 mg perhari di keluarakan dalam bentuk ASI. Oleh karena itu perlu di tambahkan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan zat besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg perhari. Sehingga memerlukan zat besi 5 mg perhari. Bagi ibu menyusui di perlukan tambahan jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karena dalam proses produksi ASI, tubuh menjaga konsentrasi kalsium dalam asi relative konstan baik dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang.

    Sumber makanan untuk ibu menyusui diantaranya: sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan. Kandungan vitamin dan mineral dapat memastikan bahwa ibu dan bayi meperoleh nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Kekuragan zat gizi pada ibu menyusui dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk infeksi, serta menurunkan produktivitas, dan kemampuan untuk beraktivitas.

    Ibu menyusui yang mengalami kekurangan zat gizi akan tidak dapat memproduksi ASI yang berkualitas karena tidak adanya Cadangan zat gizi yang tersimpan. Meskipun begitu, penelitian menunjukkan bahwa kandungan ASI dari ibu yang kekurangan nutrisi tidak terlalu jauh berbeda dengan ibu yang mengonsumsi makanan dengan gizi baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline