Lihat ke Halaman Asli

Teori Belajar Asosiasistik

Diperbarui: 8 Oktober 2022   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Teori belajar asosiasistik merupakan bagian dari teori Behaviouristik, dimana dalam teori tersebut mempelajari perubahan tingkah laku dikarenakan adanya stimulus dan respon. Sedangkan arti teori asosiasistik sendiri ialah sebuah teori yang mempelajari proses belajar dengan cara hukum asosiasi. Hukum asosiasi ini, menurut Aristoteles adalah sebuah ingatan mengenai suatu hal yang cenderung dapat menimbulkan ingatan-ingatan lain yang serupa maupun berlawanan dengan kejadian awal.

Teori asosiasistik ini dikemukakan oleh Ivan Pavlov berdasarkan eksperimennya terhadap seekor anjing, dimana yang menjadi titik fokusnya adalah pada jumlah air liur anjing yang dikeluarkan. Percobaan tersebut yakni :

  • Percobaan pertama, Pavlov meletakkan makanan di dekat anjing tanpa ada bunyi lonceng. Maka anjing itu akan mengeluarkan air liur yang cukup banyak.
  • Percobaan kedua, Pavlov membunyikan lonceng tanpa memberi makanan. Dan respons hanya diam tidak berminat dan tidak mengeluarkan air liur.
  • Percobaan ketiga, Pavlov meletakkan makanan dan membunyikan lonceng, dan respons anjing yakni mengeluarkan air liur yang cukup banyak pula.
  • Dan percobaan terakhir, Pavlov hanya membunyikan lonceng saja namun anjing tetap mengeluarkan iar liur. Hal ini disebabkan karena anjing berfikir bahwa saat dibunyikan lonceng, itu tandanya ia akan diberi makan.

Dari eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku berasal dari respon akibat adanya stimulus. Dimana stimulusnya berupa makanan dan lonceneg, responnya yakni anjing mengeluarkan air liur, dan perilakunya ialah anjing memakan makanan tersebut.

Meskipun eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov ini objeknya adalah seekor anjing, namun teori ini tidak hanya berlaku pada seekor anjing saja, namun bisa juga kita terapkan dalam pembelajaran sehari-hari.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline