Lihat ke Halaman Asli

Aku Dibesarkan Makhluk Halus

Diperbarui: 16 September 2017   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Malam ini aku merenung dengan kisah hidupku, perjalananku, dan bait-bait liku-liku hidupku. setelah panjang aku jalani dari masa yang telah berlalu saat aku dalam kandungan hingga sekarang usia 19 tahun, bukan usia main-main lagi bagiku, ini adalah usia diskusiku dengan kelompok-kelompok di luar sana, berjuang keras demi sebuah tujuan, berfikir keras untuk membentuk sebuah masa depan, agar terjadi ledakan yang disebut dengan kesuksesan. dengan kerasnya berjuang aku tau bagaimana kerasnya titik-titik kehidupan, tidak hanya dengan menikmati fasilitas yang telah ada, aku hidup bukan dengan orang kaya, aku terlahir dari golongan rakyat jelata, dibesarkan dengan makhluk halus.

saat tubuh tersiram keringat, air adalah solusi terakhir untuk membuatku segar kembali, saat-saat terakhir siraman air berguyur luluh, tiba-tiba dibelakangku ada makhluk botak mencuriku dalam ketakutan, jantungku berdetak kencang, nadiku seakan terputus, kusegera berlari menuju kamar, menangis perlahan, tubuhku dingin membisu.

"elok, kamu kenapa?" (tanya salah satu temanku)

"aku,aku.."

"kenapa lok..?"

dia mendadak penasaran dengan keadaanku sekarang, aku jadi berubah saat salah satu orang mengerti aku dapat melihat makhluk halus tahap 1 atau tahap awal, hanya sekedar bayangan saja. jika aku ingin melihat lebih, maka aku harus mendalami sebuah ilmu-ilmu putih. awalnya aku tercengan bingung? iyakah aku dapat melihat? benarkah kejadian-kejadian selama yang aku alami ini adalah benar?, apakah hanya halusinasiku saat hadir saja?, cobaan apa lagi ini? bisa melihat makhluk halus seperti itu? terkadang dia muncul dihadapanku begitu saja, terkadang di lari seakan ingin main petak umpet denganku, kiranya aku dapat berkomunikasi dengan mereka, apakah duniaku akan berubah?.

jujur saja, setiap kali pelajaran waktu MTs sampai SMA tak begitu konsen, tak begitu ambisius dengan materi-materi. hanya saja ada niatan untuk belajar, kata orang =-orang sebenarnya aku pintar, karena tertutup malas jadilah kebodohan. tapi telah lama makhluk halus itu pergi, tak sekali muncul dengan tiba-tiba seperti dulu, ntah mengapa, apa mereka sudah lelah denganku?, apa mereka tidak menyayangiku? atau mereka bosan denganku?,

hingga aku sadari aku dibesarkan dengan makhluk halus, tapi bukan mereka-mereka, aku dibesarkan dengan makhluk hlaus ialah seorang yang paling aku cintai, bundaku.. ialah makhluk halus itu, dengan lembut ia memberiku nasihat, dengan lembut ia mengajariku sebuah pengalaman-pengalaman untuk explorasi kehidupan keras ini. sampai terkadang aku sebel disakiti orang-orang sekitarku, aku dibesarkan oleh makhluk halus, bukan makhluk kasar seperti orang-orang yang telah melukai hati dan perasaanku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline