Lihat ke Halaman Asli

Elok Firdaa

Renungi, jalani, nikmati dan syukuri. manusia bisa mengubah takdirnya jika ia mau untuk berusaha.

Mengenal Lebih Jauh Pendidikan Inklusi

Diperbarui: 9 Desember 2020   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: SehatQ.com

Pendidikan inklusi merupakan salah satu pendidikan yang disediakan untuk membantu anak berkebutuhan khusus mendapatkan pembelajaranseperti layaknya anak normal pada umumnya. Inklusi pertama kali lahir di Indonesia pada tahun 2004 yang dimulai dengan adanya tuntutan dunia. Hingga akhirnya Indonesia mengadakan konferesi nasional di Bandung yang menjanjikan akan menuju pada pendidikan inklusi. 

Kemudian pada tahun 2005 diadakannya symposium internasional di Bukittinggi yang berisi tentang pentingnya pendidikan inklusi sebagai bentuk memperjuangkan hak belajar pada setiap manusia tanpa memandang fisik maupun kemampuan.

Setelah lahirnya pendidikan inklusi di Indonesia, pada tahun 2009 lahirnya hukum pendidikan inklusi yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI-No..70 Tahun 2009 Pasal 1 berbunyi "Pendidikan inklusi bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa".

Dari hukum pentingnya pendidikan inklusi akhirnya Indonesia mengeluarkan hukum baru tentang akomodasi pendidikan inklusi. Akomodasi ini bertujuan untuk menyediakan kebutuhan pendidikan inklusi.

Hukum akomodasi pendidikan inklusi tertera pada PP No.13 Tahun 2020 yang merupakan turunan dari Undang-undang No.8 Tahun 2006 tentang peyandang Disabilitas menyatakan bahwa salah satu pemberian fasilitas akomodasi yang layak oleh pemerintah adalah penyiapan dan penyediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Penyiapan dan penyediaan tersebut dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu; pertama, memberikan mata kuliah inklusi pada mahasiswa jurusan keguruan; kedua, menyediakan guru pendidik khusus yang ahli dalam anak berkebutuhan khusus pada sekolah inklusi; ketiga, menyelenggarakan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan terutama pada sekolah inklusi.

Berdasarkan pada hukum-hukum di atas, bahwasanya pendidikan inklusi sangatlah penting bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang ingin mendapatkan hak menuntut ilmu bersama dengan teman-teman normal lainnya. Sehingga muncullah pengertian pendidikan inklusi yaitu lembaga pendidikan yang menyediakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak normal lainnya tanpa membandingkan kemampuan dan kelebihan.

Pendidikan inklusi terdapat 9 prinsip yang dapat menunjang berlakuknya pendidikan inklusi yaitu,

  • sikap guru yang positif. Jika guru memberikan sikap negative kepada siswa terutama kepada anak berkebutuhan khusus tentunya hal ini hanya akan membawa dampak buruk bagi anak. Sehingga sikap positif guru menjadi elemen terpenting dari berlakuknya pendidikan inklusi sebagai dorongan semangat yang ditujukan pada siswa.
  • Interaksi promotif. Yaitu bentuk bantuan untuk saling tolong monolong dan saling memebrikan motivasi antar sesama. Interaksi ini sebagai bentuk penyemangat bagi anak terutama anak berkebutuhan khusus supaya tetap terus belajar dan belajar.
  • Pencapaian kompetensi akademik dan sosial. Pembelajaran yang diberikan pada pendidikan inklusi tidak hanya pembelajaran akademik, akan tetapi juga terdapat pembelajaran sosial. Gunanya supaya antar teman dapat menyayangi dan menghormati tanpa membedakan fisik dan kemampuan.
  • Pembelajaran yang adaptis. Yaitu pembelajaran individual untuk mengetahui kemampuan anak secara detail. Pembelajaran ini melibatkan banyak pihak yaitu guru kelas, guru pembimbing, kepala sekolah, orangtua dan keluarga.
  • Konsultasi kolaboratif. Yaitu saling bertukar pikiran atau informasi professional.
  • Hidup dan belajar dalam masyarakat. Selayaknya sekolahan pada umumnya, pendidikan inklusi mengajarkan mengerti dan memahami lingkungan bermsyarakat. Sehinggu menimbulkan rasa percaya diri pada anak didik.
  • Hubungan baik antara sekolah dan keluarga. Sehingga peran orangtua atau keluarga sangatlah penting untuk mendukung kemajuan anak dalam pendidikan inklusi.
  • Belajar dan berfikir yang independen. Sebagai pelatihan bagi anak dalam memecahkan masalah yanag akan timbul seiringnya waktu dalam bentuk permasalahan yang berbeda-beda.
  • Belajar terus menerus. Berarti melakukan pembelajaran tidak hanya ketika di sekolahan, akan tetapi juga melakukan pembelajaran di rumah. Sehingga orangtua harus mengetahui visi misi sekolahan supaya di rumah juga menerapkan apa yang diajarkan di sekolahan.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline