Aku dan luka yang kubawa berlari.
Meringkuk di antara gelap dan kosong.
Menanti kepulanganmu dirimu didekapku.
Napas putus-putus yang kudera.
Mencumbu tiap rindu yang kau hidangkan.
Lalu aku adalah penulis yang menjadikan darahnya sebagai tinta,
Mendengus dalam makan malamnya.
Mengitari sudut kota bersama sukma yang tersulut.
Tentang aku dan diriku.
Kami anggap semua telah damai.
Meskipun ada ketidakbenaran yang disimpan di ujung cakrawala.