Lihat ke Halaman Asli

Gitar Tua

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di senja hari,
kala burung hendak pulang ke sarangnya.
Kuraih gitar tuaku,
tubuhmu penuh gores dan debu.
Perlahan kuusap dan kubelai
kubersihkan setiap pojok,
lalu kustem dawai dawaimu
C
D
E
F
G
A
B
C
DWEENG
dan senar gitar pun putus.
Terkesiap...
Lalu aku meraih sebungkus senar yang baru, kupasang sehelai demi sehelai
kukencangkan sedikit demi sedikit
lalu kembali kumainkan nada nada
C
D
E
F
G
A
B
C
lalu mulai kudendangkan lagu lagu cinta, kisah kasih asmara.
Tiba-tiba jariku terselip dan menghasilkan nada nada minor
Cminor
Dminor,
Eminor
nada nada sumbang kehidupan.
Kadang kadang terselip nada nada mayor.
FMayor
GMayor
AMayor
Bersama menyanyikan lagu kehidupan, kadang datar, kadang sumbang, kadang melengking,kadang lirih...
Gitar tua di sudut kamar
walau usang penuh debu
jangan kau hilang jernih suaramu, selagi dawai masih mampu mengalun.
Gitar tuaku teruslah kau bernyanyi, mainkan lagu lagu cinta, dan asa.
Usah kau ragu walau kadang merdu kadang sumbang,tak jarang senarmu putus di jalan.
Mari terus mainkan nada nada
C
D
E
F
G
A
B
C

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline