Kekayaan Indonesia tidak hanya berupa sumber daya alam yang melimpah. Keberagaman kebudayaan dan kearifan lokal dari tiap-tiap provinsi juga menjadi potensi yang sangat besar bagi kemajuan bangsa kita. Kekayaan ini harus terus dilestarikan agar terjaga hingga generasi-generasi penerus berikutnya. Salah satunya melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran berdasarkan budaya masyarakat yang berhubungan dengan fenomena alam disebut etnosains (Kantina et al., 2022).
Etnosains mentransformasikan sains asli dengan sains ilmiah (Rahayu dan Sudarmin, 2015). Sains asli merupakan pengetahuan yang bersumber dari fakta dan kepercayaan dalam kehidupan masyarakat yang diturunkan secara turun temurun. Sains asli meliputi bidang sains, pertanian, ekologi, obat-obatan dan tentang manfaat dari flora dan fauna (Battiste, 2005). Dapat dikatakan bahwa etnosains sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran IPA di sekolah seperti fisika, kimia, danbiologi. Penelitian tentang penerapan etnosains dalam pembelajaran biologi sangat beragam dari segi materi, nilai-nilai etnosains, dan pencapaian hasil belajar. Penelitian Ilhami dkk. (2020) membahas kajian etnosains dari tradisi Maauwo di danau Bakuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau sebagai sumber pembelajaran biologi.
Penelitian Temuningsih dan Marianti (2017) menemukan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpendekatan etnosains pada materi sistem reproduksi berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kombinasi pendekatan STEM berbasis etnosains dalam pembelajaran biologi juga berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas sekaligus mengenalkan kearifan lokal kepada siswa (Rahman dkk.,2023). Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis etnosains juga dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan sains siswa pada materi bioteknologi (Indrawati, 2017).
Penelitian ini mengangkat proses pembuat Brem khas Caruban Jawa Timur. Etnosains juga digunakan untuk mengembangkan bahan ajar eLKPD pada materi transpor membran yang diterapkan pada proses pembuatan telur asin (Junita dan Yuliani, 2022). Etnosains juga diterapkan pada materi keanekaragaman hayati dengan mengangkat kearifan lokal keripik Sanjai khas kota Bukittinggi Sumatera Barat (Wulansari dkk.,2022) dan materi taksonomi tumbuhan pada kearifan lokal masyarakat Kerinci Provinsi Jambi seperti pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan untuk pengobatan dan ritual upacara adat (Tomi dkk.,2018).
Banyaknya nilai-nilai kearifan lokal di Indonesia membuat etnosains memiliki potensi besar untuk dikembangkan pada berbagai materi Biologi. Tidak menutup kemungkinan pendekatan ini justru dapat mengangkat nilai-nilai kearifan lokal yang hampir terlupakan di suatu daerah karena tergerus arus modernisasi. Melalui etnosains siswa dilatih untuk mengembangkan karakter religius, peduli lingkungan, cinta tanah air, dan toleransi yang terdapat dapat nilai-nilai kearifan lokal itu sendiri. Sedangkan dari sisi pedagogik, etnosains berpotensi untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar siswa seperti literasi lingkungan, keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, dan kemampuan pemecahan masalah (Jacinda dan Surtikanti, 2023). Berbagai media pembelajaran baik cetak maupun digital juga bisa dikembangkan dengan pendekatan etnosains.
Jika satu materi biologi bisa dikaitkan dengan satu atau lebih nilai kearifan lokal di suatu daerah, lalu bagaimana jika dikaitkan dengan materi biologi lain? Bagaimana jika materi tersebut dikaitkan lagi dengan nilai kearifan lokal daerah lain di Indonesia yang terdiri dari banyak provinsi? Tentunya akan sangat banyak sumber-sumber pengetahuan yang bisa dipelajari siswa-siswi kita di negeri sendiri bahkan tidak menutup kemungkinan diakui oleh dunia sebagai kekayaan budaya di Indonesia. Karakteristik sebagai pendekatan paket komplit yang memuat nilai-nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan inilah yang membuat etnosains memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Semoga para pendidik di Indonesia juga tidak berhenti belajar dan berinovasi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran seperti pendekatan etnosains untuk menghasilkan generasi penerus yang berkebhinnekaan global seperti yang diamanatkan dalam Profil Pelajar Pancasila Kurikulum Merdeka Belajar.
Daftar Pustaka
Battiste, M. 2005. Indegenous Knowledge: Foundation for First Nations. Canada: University of Saskatchewan. Email: mare.batiste@usask.ca Ilhami, A., Syahvira, R., Maisarah, U., & Diniya, D. (2020). Kajian Etnosains Tradisi Maauwo di Danau Bakuok Sebagai Sumber Pembelajaran Biologi. Bioeduca: Journal of Biology Education, 2(2), 79-86. Indrawati, M. (2017).
Keefektifan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Etnosains pada Materi Bioteknologi untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IX. PENSA: e-Jurnal Pendidikan Sains, 5(02). Jacinda, A. A., & Surtikanti, H. (2023). Pembelajaran berbasis etnosains pada materi biologi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa: kajian literatur. Asian Journal Collaboration of Social Environmental and Education, 1(1). Junita, I. W., & Yuliani, Y. (2022). Pengembangan E-LKPD Berbasis Etnosains untuk Melatihkan Keterampilan Literasi Sains pada Materi Transpor Membran. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu), 11(2), 356-367. Kantina, S., Suryanti, & Suprapto, N. (2022). Mengkaji Pembuatan Garam Gunung Krayan dalam Etnosains Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.Jurnal Basicedu,6, 6763–6773 Rahayu, W. E., & Sudarmin, S. (2015). Pengembangan modul IPA terpadu berbasis etnosains tema energi dalam kehidupan untuk menanamkan jiwa konservasi siswa. Unnes Science Education Journal, 4(2). Rahman, A., Suharyat, Y., Ilwandri, I., Santosa, T. A., Sofianora, A., Gunawan, R. G., & Putra, R. (2023). Meta-Analisis: Pengaruh Pendekatan STEM berbasis Etnosains Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Siswa. INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, 3(2), 2111-2125. Temuningsih, Peniati, E., & Marianti, A. (2017). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Berpendekatan Etnosains pada Materi Sistem Reproduksi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Journal of Biology Education, 6(1), 70-79. Tomi, D., Anggereini, E., & Muhaimin, M. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Kearifan Lokal Kerinci pada Materi Keanekaragaman Hayati untuk Siswa MAS: The Development of Biology Learning Toolswith Kerinci’s Local Wisdom-Based on Biodiversity Material for Senior High Schools. Edu-Sains: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 7(2), 11-20. Wulansari, K., Rahmadhani, D. I., Putri, N. A., Wahyuni, S., Razak, A., & Arsih, F. (2022). Analisis kearifan lokal keripik Sanjai di kota Bukittinggi sebagai sumber belajar biologi materi keanekaragaman hayati. Symbiotic: Journal of Biological Education and Science, 3(2), 71-76
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H