Lihat ke Halaman Asli

Aku Tuli Teriakan dan Bisikan Itu

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau seharusnya bahagia
Dengan atau tanpaku
Tapi semesta meniadakanmu
Lalu rasa menghadirkanmu
Bagaimana aku harus memilih
Ada atau tiada
Ego ku berkata mengharuskan mu ada
Mereka berkata mengenyahkanmu

Mega menghitam
Semilir angin
Dedaunan berdansa
Petir beradu
Meneriakkan "jangan datang lagi"
Sedetik kemudian
Membisikkan "mohon datang lagi"
Aku tuli teriakan itu
Aku tuli bisikan itu
Aku dengar hanya "kau kekasih terbaik"
Entah teriakan siapa
Entah bisikan siapa

Tiba-tiba mereka tertawa,
Tertawa lebar
Mereka sangka ini lelucon gila
Gila yang tak beralasan
Ada apa dengan mereka?
Atau ada apa dengan aku, kau, kita?

Ah!
Tak ada artinya kau bubuhkan tanda tanya itu
Tak ada artinya kau letak rasa penasaranmu
Biarkan jiwa-jiwa itu enyah
Mengunyah tawa lepas
Biarkan jiwa-jiwa itu enyah
Mengunyah pertanyaan

Tetaplah tinggal di sini
Di sini
Di rumah mu
Rumah mu dinding hatiku
Sudah ku persiapkan
Pintu untuk mu akan terbuka lebar
Barangkali kau akan kembali lagi dan lagi, kekasih...






BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline