Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Mohtar El

Pejalan Renta

Puisi | Kematian yang Aku Gembirakan

Diperbarui: 12 Juli 2018   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bahkan bila pintu hatimu adalah gerbang kematian
aku akan lebih dulu menjemput datangnya malaikat maut,
sebelum tibanya. Sembari berharap ia menjadikanku abu abadi
yang mati terbakar oleh bara dalam debarmu

Kematianku, kematian tanpa kesedihan
takkan ada taburan lily ataupun nyanyian lara
juga takkan ada doa teranjak dari jendela kamarku

Kematian ini, kematian yang aku gembirakan
semarak bunga api kupentaskan menandai jejak peraduanku
diiringi tetabuhan ; diselingi penjamuan
dan aku tertandas dalam keranda asing yang kunamai cinta

Kematian ini, kematian yang aku gembirakan
pada hilir-mudik udara yang mengairi bulan dan matahari
hendak aku kalungkan kalimat-kalimat syukur
serta syair-syair pujian sebagai lambang pengaminan

Aku ingin lelap. Selamanya lelap
melebur dalam ragamu dan menjadi belulang di sekujur waktumu
bahkan pada ruang terpencil di jiwamu, aku ingin merenik
kering dan lenyap di sana

Dalam semuamu aku ingin mati
di hatimu aku ingin menjadi debar,
di nadimu aku ingin menjadi denyut,
dan di jantungmu aku ingin menjadi degup

Pasti. Sebab jika berbicara perihal cinta
jelas aku ingin mati
di hatimu pusaraku

Ruang Penghabisan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline