Mulai dari Diri
Setelah mempelajari faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang dapat ditemukan di lingkungan sekolah. Pada topik 2 ini membahas konsep dasar mengenai perspektif sosial kultural dalam pendidikan dan cara penerapan konsep dasar mengenai perspektif sosiokultural dalam pendidikan. Pembahasan ini sangat membantu saya sebagai seorang pendidik nantinya untuk bisa memahami konsep sosio kultural dalam Pendidikan, lebih tepatnya sebelum memulai pembelajaran. Konsep ini menekankan pentingnya konteks sosial, budaya, dan interaksi dalam proses belajar mengajar.
Eksplorasi konsep
Topik ini menjelaskan tentang konsep perspektif sosial budaya dalam pendidikan. Perspektif sosiokultural dalam pendidikan berakar dari teori pembelajaran sosial Vygotsky. Teori tersebut menyatakan bahwa proses belajar tidak terbatas pada individu saja, melainkan juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya. Menurut Vygotsky, anak-anak belajar melalui interaksi dengan orang lain, terutama melalui dialog dan kolaborasi. Oleh karena itu, perspektif sosiokultural menekankan pentingnya interaksi sosial dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Salah satu prinsip utama dalam perspektif sosiokultural adalah konsep zona perkembangan proksimal. Zona perkembangan proksimal mengacu pada kesenjangan antara apa yang dapat dilakukan seseorang secara mandiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan orang lain yang lebih berpengalaman. Selain itu, perspektif sosiokultural juga menekankan pentingnya konteks budaya dalam pendidikan. Setiap budaya memiliki nilai-nilai, keyakinan, dan praktik pendidikan yang unik. Dalam lingkungan kelas yang multikultural, guru perlu memahami latar belakang budaya siswa-siswa mereka agar dapat merancang pengalaman belajar yang relevan dan memotivasi. Dengan memperhatikan konteks budaya, pendidikan dapat menjadi lebih inklusif dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi semua siswa.
Ruang Kolaborasi
Dalam ruang kolaborasi, hal yang saya dan teman kelompok pelajari lebih lanjut adalah mengenai status sosial ekonomi peserta didik yang tertuang dalam bentuk video. Pemahaman yang saya dapatkan adalah orang tua dengan status ekonomi yang tinggi tidak akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anaknya dalam pendidikan, orang tua yang dengan status ekonomi rendah akan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam memberikan pendidikan bagi anaknya khususnya dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Ekonomi merupakan komponen terpenting dalam keberlangsungan hidup masyarakat, terlebih khusus dalam bidang pendidikan. Untuk mengenyam dunia pendidikan terdapat berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh anak untuk mengikuti proses belajar mengajar. Latar belakang keluarga dengan status ekonomi rendah dapat menjadi salah satu faktor bagi anak untuk tidak ingin belajar atau bersekolah. Motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga terutama kondisi sosial ekonomi orang tua yang bisa mendukung prestasi siswa dalam setiap mata pelajaran. Kurangnya ekonomi dalam keluarga bisa mengakibatkan menurunnya motivasi belajar siswa.
Demonstrasi Kontekstual
Hal penting yang saya pelajari pada bagian demonstrasi kontekstual adalah bagaimana cara agar bisa melaksanakan musyawarah atau diskusi secara berkelompok sesuai dengan norma dan aturan yang ada, saya belajar untuk mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat teman, tidak mendahulukan kepentingan pribadi. Dengan adanya diskusi kelompok, saya juga bisa mengetahui pendapat atau gagasan dari teman-teman mengenai konsep dasar status sosial ekonomi peserta didik yang dapat mempengaruhi prestasi dan motivasi belajar mereka, jadi bisa saling bertukar pendapat, sehingga menemukan pemahaman yang lebih luas lagi.
Elaborasi Pemahaman
Sejauh ini, yang sudah saya pahami tetang topik ini yaitu bahwa Salah satu perspektif dalam dunia pembelajaran adalah perspektif sosial. Perspektif sosial dalam pembelajaran melibatkan interaksi dan hubungan antara individu dalam konteks sosial. Lingkungan sosial yang positif dan inklusif memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan tumbuh secara optimal. Aspek budaya juga sangat penting dalam pembelajaran. Setiap budaya memiliki nilai-nilai, norma, dan sistem kepercayaan yang berbeda. Pendidikan yang efektif harus mempertimbangkan keberagaman budaya dalam kelas-kelas mereka dan mengakui kepentingan pendidikan multikultur. Melibatkan konten yang relevan dengan budaya siswa dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pemahaman mereka. Dalam pembelajaran bahasa, misalnya, siswa dapat belajar tentang berbagai budaya melalui karya sastra, musik, dan tradisi lisan. Perspektif ekonomi juga memiliki dampak yang signifikan dalam pembelajaran. Akses terhadap pendidikan yang berkualitas tidak boleh dibatasi oleh faktor ekonomi. Kesenjangan ekonomi yang dialami seseorang dapat menghambat akses ke pendidikan, terutama bagi keluarga yang kurang mampu. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga pendidikan harus memastikan bahwa pendidikan yang bermutu tersedia untuk semua lapisan masyarakat.
Hal baru yang saya pahami adalah begitu pentingnya memahami perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik agar bisa menciptakan Pendidikan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik yang beragam serta dapat meningkatkan taraf pendidikan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat menghasilkan manusia yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut. Selain itu, dalam era globalisasi ini, pembelajaran juga perlu melihat perspektif politik dalam konteks yang lebih luas. Isu-isu politik global seperti hak asasi manusia, perdamaian, keadilan sosial, dan demokrasi dapat menjadi bahan diskusi yang menarik dalam pembelajaran. Melalui pemahaman tentang isu-isu politik, siswa dapat mengembangkan sikap kritis, partisipatif, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat di sekitarnya.
Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah bagaimana seorang guru bisa merancang dan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif dengan mempertimbangkan status sosial, ekonomi, budaya, dan politik peserta didik.
Koneksi antar Materi
Yang telah saya pelajari dari koneksi antar materi adalah tentang keterkaitan antara perspektif sosiokultural dengan mata kuliah lain, misalnya keterkaitan dengan mata kuliah pemahaman peserta didik dan pembelajarannya, yakni mencakup penggabungan teori kognitif, sosial emosional dan konteks sosial yang penting untuk memahami peserta didik dan merancang pembelajaran sesuai dengan latar belakang peserta didik. Sebagai seorang guru saya dapat membantu mereka serta memberi motivasi sesuai dengan SES atau status sosial ekonomi. Pada mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia, faktor sosial budaya sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan dan nilai-nilai filosofis dalam pendidikan di Indonesia. Keterkaitannya adalah bahwa pendidikan dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik, serta keragaman multikultural penduduk Indonesia. Kaitannya dengan mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen, dalam kegiatan perencanaan pembelajaran dan asesmen, pembelajaran harus disusun dan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik, level dan kemampuan peserta didik.
Aksi Nyata
perspektif sosiokultural dalam pendidikan menekankan pentingnya konteks sosial, budaya, dan interaksi dalam proses belajar mengajar. Dengan menerapkan pendekatan ini, pendidikan dapat menjadi lebih kolaboratif, inklusif, dan bermakna bagi siswa. Melalui interaksi sosial, kolaborasi, penggunaan teknologi, dan melibatkan orang tua, siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial, memahami perbedaan budaya, dan merasakan relevansi pendidikan dalam konteks kehidupan nyata. Perspektif sosiokultural membantu menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka. Penerapan perspektif sosiokultural dalam pendidikan juga berdampak positif pada perkembangan kognitif siswa. Melalui interaksi sosial dan kolaborasi, siswa memiliki kesempatan untuk membangun pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan memperluas pemahaman mereka tentang dunia. Diskusi kelompok, permainan peran, atau proyek kolaboratif memungkinkan siswa untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan belajar menghargai diversitas ide. Guru dan lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perspektif sosiokultural. Oleh sebab itu, peran guru tidak boleh disepelekan. Guru harus diberdayakan dan terus ditambah wawasannya, baik secara teoritik maupun praktikal.
Jika saya menilai kesiapaan saya saat ini adalah 8, hal ini dikarenakan saya masih perlu untuk terus belajar dan mengeksplor banyak hal untuk dapat menerapkan perspektif sosiokultural dalam proses pengajaran dan pembelajaran dengan optimal.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan lebih lanjut diantaranya adalah dengan memperdalam pemahaman tentang teori dan konsep dasar perspektif sosiokultural, belajar dan mengembangkan tentang cara menyusun materi pembelajaran yang mencakup berbagai gaya belajar dan tingkat keterampilan siswa yang beragam, memanfaatkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran, dan senantiasa teru belajar dan mengembangkan profesional saya untuk tetap relevan dengan perkembangan dalam pendidikan dan tuntutan zaman. Dengan persiapan ini, diharapkan saya dapat lebih siap untuk menerapkan konsep dasar perspektif sosiokultural dalam konteks pendidikan Indonesia dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H