Lihat ke Halaman Asli

elmiya sari

Guru/ penulis/

Inovasi Berlian (Berdiferensiasi with Literasi and Numerasi) Menggunakan Aset Based Thingking untuk Optimalisasi Pendidikan dengan Anggaran Terbatas

Diperbarui: 13 Agustus 2024   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi di kalangan siswa menjadi perhatian serius bagi banyak sekolah di Indonesia. Khususnya sekolah kecil yang terletak di pedesaan. Tantangan ini semakin diperparah oleh keterbatasan anggaran yang sering kali membatasi kemampuan sekolah untuk menyediakan sumber daya yang memadai. Namun, tantangan ini tidak menyurutkan semangat para Guru Penggerak yang memiliki inisiatif dan kreativitas tinggi. Salah satu inovasi yang lahir dari semangat tersebut adalah BERLIAN (Berdiferensiasi With Literasi and Numerasi).

Inovasi BERLIAN muncul sebagai respons atas kebutuhan mendesak untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa, terutama di sekolah-sekolah pedesaan yang memiliki sosial ekonomi menengah ke bawah. Sebagai Guru Penggerak, penulis memahami bahwa pendidikan yang bermakna tidak selalu membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu, inovasi ini dikembangkan dengan pendekatan Asset-Based Thinking yang berfokus pada pemanfaatan aset-aset yang sudah ada di lingkungan sekolah.

BERLIAN memanfaatkan tujuh aset utama yang ada di sekolah antara lain:

1. Modal Manusia yakni kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan guru serta siswa. Dengan modal manusia yang memiliki minset Merdeka maka asset lainnya dapat dioptimalkan.

2.Modal Sosial, yakni hubungan dan jaringan sosial yang mendukung proses pembelajaran.

3.Modal Politik yaitu dukungan dan kebijakan dari pihak terkait, termasuk kepala sekolah dan komite sekolah. Kepala sekolah memegang peran yang sangat penting karena program sebaik apapun tidak akan dapat berjalan tanpa persetujuan kepala sekolah sebagai pemegang peranan penting sebagai penanggung jawab sekolah.

4.Modal Agama dan Budaya, Nilai-nilai religius dan budaya yang sudah mengakar di Masyarakat dapat dimanfaatkan contohnya yaitu dengan memasukkan nilai-nilai budaya Masyarakat kedalam budaya sekolah.

5.Modal Fisik, Fasilitas dan infrastruktur sekolah, seperti ruang kelas, perpustakaan, lapangan sekolah, sarana olahraga dapat dikolaborasikan untuk mendukung keterampilan literasi dan numerasi siswa. Hal ini tergantung dari kreatifitas guru dalam mengemasnya.

6.Modal Lingkungan, Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Kolam renang terdekat sekolah, Sungai, balidesa, puskesmas sekolah, stasiun dan banyak lagi modal  lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan program.

7.Modal Ekonomi dengan Optimalisasi sumber daya finansial yang terbatas.

Langkah awal dalam implementasi BERLIAN adalah membangun mindset guru di sekolah. Guru didorong untuk menjadi guru merdeka, yang berarti guru yang memiliki tujuan yang jelas, mau dibawa kemana siswanya. Kemudian mencari cara-cara kreatif dalam mewujudkan murid impiannya yaitu dengan menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswanya. Mindset ini menekankan pentingnya kreativitas, kolaborasi, dan pemanfaatan aset yang ada. Yang terakhir adalah guru yang selalu merefleksikan hasil kegiatannya  untuk memperbaikinya lebih baik lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline