Lihat ke Halaman Asli

Cerber Kisah Hidup Pelangi Senja Bagian Ke-2

Diperbarui: 16 Juni 2022   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

MASA KECIL PELANGI SENJA ( USIA 7 -12 TH / SEKOLAH SD )

Pelangi Senja sekolah di salah satu SD yang ada di desa itu, yaitu desa Keramat. Alangkah bahagianya ketika pelangi kecil bisa mendaftar di sekolah itu bersama dengan enam orang sahabatnya. Mereka berasal dari satu desa yang sama. Mereka berangkat sekolah pagi-pagi sekali dikarenakan jarak antara rumah mereka dengan sekolah cukuplah jauh, sementara mereka ke sekolah bukanlah naik bis akan tetapi dengan berjalan kaki. Berhubung berangkatnya pagi-pagi sekali, maka Pelangi dan -temannya terbiasa mengisi perut sambil berjalan kaki menuju ke sekolahnya.

Masing-masing mereka membawa nasi dengan kantong plastik ukuran setengah kilo, dan menyuapnya sambil berjalan. Tidak terasa karena asyiknya bercerita sambil makan disepanjang jalan akhirnya mereka pun sampailah di sekolah, sebelum lonceng berbunyi. Begitulah perjalanan Pelangi setiap hari bersama dengan teman-temannya. Waktu terus berjalan. Pelangi yang hidupnya sangat sederhana bahkan boleh dikatakan berasal dari keluarga miskin atau kurang mampu, setiap tahun dia bahkan tidak pernah memakai seragam baru, atau sepatu baru karena tak bisa membeli layaknya temannya yang lain, tetapi dia malah memakai pakaian atau sepatu bekas pemberian dari salah seorang anak tetangganya.

Ketika anak tetangganya sudah mau membuang pakaian atau sepatunya, maka Pelangi bilang sama orang tua anak itu yang dipanggilnya etek, agar seragam dan sepatunya jangan dibuang tapi biarlah buat dirinya saja. Akhirnya etek itu pun dengan senang hati memberikan kepadanya. Pelangi pun mengambilnya dan membawa pulang dengan rasa senang. Bagi anak tetangganya baju dan sepatu itu sudah jadi barang bekas dan layak dibuang akan tetapi bagi Pelangi barang seperti itu malah seakan adalah barang bagus yang seolah-olah baru saja dibelinya.

Kesibukan Pelangi sepulang sekolah adalah mengembala kambing. Hal ini dilakukan Pelangi mulai dari masuk kelas satu Sekolah Dasar. Jadi boleh dibilang waktu bermainnya Pelangi dari kecil sudah dibatasi oleh kesibukannya mengembala kambing.

Sejak Pelangi masuk SD itu ibunya sudah memberi pekerjaan yang harus dilakukannya sepulang sekolah. Yakni sholat, kemudian makan, terus mengeluarkan kambing dari kandangnya, setelah itu mengisi ember-ember kosong dengan air bersih yang diambil dari sumur mesjid, terus mencuci piring dan mencuci pakaian serta memasak. Hal ini sudah dilakukan Pelangi sejak dia berumur 7 tahun. Beginilah rutinitas Pelangi setiap hari. Karena kedua orang tuanya pergi pagi dan pulangnya sore setelah hampir terbenam matahari. Baik itu ke sawah ataupun ke ladang.

Karena itu Pelangi lah yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah. Namun karena sudah terbiasa Pelangi tidak pernah mengeluh. Walau dalam hatinya bergumam," alangkah enaknya kalau aku dapat main seperti teman-teman ku yang lain, tapi ya sudahlah namanya orang tuaku kerja katanya dalam hati". Kini sampailah Pelangi kecil dibangku kelas 6 SD, sementara teman-temannya yang lain yang tadinya sama-sama masuk dari kelas satu SD bersamanya, tak seorangpun yang bisa lanjut ke kelas 6, karena mereka ada yang tinggal di kls 1, ada yang tinggal di kelas 3 dan ada juga yang tinggal di kls 5 SD.

Beruntungnya Pelangi termasuk salah satu anak yang pintar, dia selalu dapat juara kelas dari kls 1 sampai kelas 6 semester 1. Namun malang nasibnya, pada ujian akhir kls 6, Pelangi kecil mengalami sakit parah sampai tidak bisa ikut ujian akhir. Karena guru-gurunya sangat menyayanginya, akhirnya setelah dia sembuh kepala sekolahnya yang bernama pak Azra'i, mengutus beberapa orang temannya untuk datang ke rumah Pelangi sembari menyampaikan pesan agar Pelangi datang ke sekolah untuk mengikuti ujian susulan.

Tentu saja Pelangi beserta kedua orang tuanya menyambut baik khabar tersebut. Keesokan harinya, Pelangi datang ke sekolah dengan bantuan salah seorang penduduk desa yang bernama pak Kamil. Pelangi diantar oleh pak Kamil naik sepeda motor ke sekolahnya. Setelah selesai ujian susulan Pelangi diantar lagi pulang ke rumah oleh kepala sekolahnya. Hal ini dilakukan karena kondisi pelangi masih sangat lemah dan belum sembuh betul.

Akhirnya pelangi kecil lulus dari SD Keramat dengan nilai yang lumayan, walaupun tidak mendapat juara lagi. ( bersambung )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline