Orang kata hari ini adalah hari ibu, tapi bagiku setiap hari adalah hari ibu, karena hatiku tak pernah luput dari ibuku. Bagiku ibuku adalah Matahariku, yang selalu menerangi duniaku.
Di setiap nadiku mengalir darah ibuku. Di setiap langkah kakiku terucap doa ibuku. Disetiap suapanku terbayang tangan ibuku, yang selalu menyulangiku saat aku berada di sampingnya. Bagi ibuku aku adalah bayinya yang seolah tak pernah mengalami masa perubahan.
Nafasku adalah nafas ibuku, tangis ibuku adalah tangisku dan tawa ibuku adalah tawaku. Tali pusar itu tak pernah lepas walau sudah dipotong puluhan tahun yang lalu.
Saat ini ibuku memang telah tiada, tapi bagiku ibuku selalu ada. Bagiku ibuku tak pernah pergi. Dia selalu ada di hatiku setiap hari. Cintaku pada ibuku sedalam cinta ibu kepadaku. Karena ibukulah yang telah mengajarkan arti cinta kepadaku.
Banyak istana bisa hancur, banyak harta bisa habis, namun bukan kasih ibu. Begitulah kau selalu katakan kepadaku. Engkau berikan pelukan ketika ku kecil sampai aku dewasa. Kau berikan seluruh cintamu kepadaku sebagai anakmu. Ibu, engkaulah segalanya bagiku. Semoga kelak kita bisa berjumpa kembali di kampung yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H