Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Ketika Hati Tak Lagi Milikmu

Diperbarui: 15 Juli 2023   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika hati tak lagi milikmu. Terpisah oleh jarak yang kian jauh. Aku mencoba bertahan. Namun air mata tak henti menetes

Dulu, kita bersama, berbagi tawa dan canda. Tapi kini kau memilih untuk pergi. Meninggalkanku sendiri, terluka dan terlunta

Ketika hati tak lagi milikmu. Kulihat dunia ini berubah tak seperti dulu. Bunga-bunga di taman tak lagi indah. Burung-burung di langit tak lagi berkicau

Rasanya seperti kehilangan sepenggal jiwa. Sebuah bagian yang tak bisa tergantikan. Dan aku terdampar dalam kesedihan. Hanya bisa meratapi kepergianmu

Ketika hati tak lagi milikmu. Aku menyadari, mungkin ini takdir yang terbaik. Meskipun menyakitkan hati ini. Aku harus membiarkanmu pergi

Dan dalam kedamaian, aku mencari penghibur. Melalui puisi dan lagu yang kuabadikan untukmu. Mungkin suatu hari nanti kau akan mengerti. Betapa besar rasa cintaku padamu

Ketika hati tak lagi jadi milikmu. Aku belajar merangkai kembali benang-benang harapan. Menggapai langit yang biru. Dan menyapa mentari yang terbit setiap pagi

Meskipun kau telah pergi, aku tidak akan berhenti berjuang. Karena hati ini masih mencintaimu meski kau tak lagi disini. Dan saat waktu berlalu, mungkin akan ada yang baru. Namun kenangan tentangmu akan tetap abadi di hati ini

Ketika hati tak lagi milikmu. Aku belajar merangkai kembali benang-benang harapan masa lalu. Dan akhirnya, aku tahu bahwa cinta sejati. Tidak hanya tentang memiliki hatimu, tapi juga melepaskanmu dengan ikhlas untuk pergi bersama dengan yang lain




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline