Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Diambang Sore yang Sendu

Diperbarui: 5 Mei 2023   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 shutterstok.com

Diambang sore yang sendu. Aku duduk sendiri di balkon. Melihat langit yang mulai merah. Menanti kehadiran sang malam.

Di langit yang biru muda. Terlihat awan putih yang lembut. Seperti kapas yang menyejukkan hati. Menenangkan pikiran yang lagi resah.

Diambang sore yang sendu. Aku merenungkan tentang kehidupan ini. Menghitung kebahagiaan yang pernah ada. Dan rasa sakit yang terus menghujam hati.

Namun, di sana aku juga menemukan. Keberanian untuk terus bertahan. Menghadapi semua rintangan. Menyambut masa depan yang cerah

Diambang sore yang sendu. Aku menyadari bahwa hidup itu sangat singkat. Tidak ada waktu untuk sesal. Tidak ada pula waktu untuk mengulang masa lalu.

Oleh karena itu, aku memilih untuk hidup. Menjadi pribadi yang lebih baik. Menjaga hati tetap tulus dan iklhlas. Mengisi hidup dengan cinta dan kasih.

Diambang sore yang sendu. Aku bersyukur untuk segala hal. Bahwa aku masih memiliki kehidupan ini. Dan aku akan melakukan yang terbaik untuk menjalaninya.

Sampai saat-saat terakhirku di dunia ini. Aku akan tetap optimis dan berdoa. Menyambut kehidupan selalu dengan senyuman. Seperti awan yang selalu indah dan menyenangkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline