Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Gubuk Tua Tak Berpenghuni

Diperbarui: 20 Maret 2023   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Di gubuk tua ini. Dahulu, semua berkumpul bersama. Semua tertawa riang gembira. Pada dinding-dindingnya merambat kisah para leluhur. Terpahat kasih sayang, sangat terasa memenuhi setiap sudut rumah itu

Namun, kini yang tinggal hanya seonggok rumah kosong. Berdiri lapuk tanpa penghuni. Hanya angin yang mengalun sepi. Membiarkan suasana menjadi begitu hampa dan kelabu hati

Pintu yang dahulu terbuka lebar, namun kini tertutup rapat. Meminta waktu berlalu dan tidak lagi kembali ke masa lalu. Dahulu di rumah itu, semuanya terasa begitu damai dan tenang. Namun, kini ia berubah, tak lagi menjadi tempat kembali

Rumah usang tak berpenghuni ini. Sebagai saksi bisu perjalanan hidup ini. Entah sudah berapa banyak air mata. Entah sudah berapa banyak gelak tawa. Entah sudah berapa banyak bahagia dan derita. Yang dibalut oleh rumah tua ini

Kini hanya menyisakan kenangan yang penuh akan cerita. Di dalamnya, masih tersimpan ingatan yang tak akan pernah terhapuskan. Meskipun saat ini ia menjadi tempat yang sepi dan sunyi serta terabaikan. Hanya sebagai saksi bisu disetiap Hela nafas yang telah dihembuskan di rumah tua ini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline