"Dika, tolong dulu mamak. Ambilkan air ke mesjid sebentar. Air diember kita sudah habis. Mamak mau nyuci piring" kata tetangga sebelah rumahku, sama anaknya yang bernama Dika.
"Iya Mak, bentar dulu," jawab Dika sambil tetap memainkan hpnya. Sudah beberapa menit kemudian, Dika tak juga beranjak. Sampai mamaknya mengulangi perintah yang sama.
Jawaban Dika pun tetap sama. Tapi tetap saja tak ada beranjak dari tempat duduknya. Sampai mamaknya meradang dan pergi sendiri mengambil air ke sumur yang ada di mesjid.
Setelah itu mamaknya bicara sama saya. "Bu, seperti inilah si Dika kalau di suruh. Dia tidak pernah mau. Jawabnya saja iya, selalu iya. Tapi tak ada buktinya. Saya sudah berbagai cara menyuruhnya. Kalau hp nya saya ambil. Malah saya dibentak-bentak dan seperti mau di makan. Saya sudah kehilangan akal entah bagaimana lagi mau mendidiknya." Beginilah curhatan mamaknya Dika kepada saya.
Saya pun sudah coba menasehati si Dika. Namun berubahnya hanya sebentar saja. Setelah itu kembali kepada perangainya yang lama.
Memang benar sekali. Pengaruh hp sama anak-anak saat ini sangatlah besar. Apalagi ketika dia sudah main gim online. Waduh, tak bisa lagi diganggu gugat. Jangankan dimintain tolong ini dan itu. Untuk makan saja, terkadang mereka abaikan. Lalu bagaimana solusinya.
Apa yang harus dilakukan orangtua. Ketika anak-anak sudah tak mengindahkan perintah orangtuangnya ini. Apalagi sekarang ini kebanyakan di lapangan orangtua sudah kalah sama anak-anaknya. Entah mau jadi apa mereka di kemudian hari, jika hari ini saja mereka sudah tak bisa mengikuti aturan orang tuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H