Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Tersayat

Diperbarui: 20 Februari 2023   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hatiku begitu tersayat ketika puing-puing reruntuhan itu menimpamu dan melukai tubuhmu begitu dalam. Darah yang mengucur membuat aku semakin terisak

Betapa pedih derita yang engkau rasakan saat angin tak bersayap itu memporak-porandakan istanamu. Semua hancur berantakan seperti hancurnya hatiku saat melihat kejadian itu

Begitu teganya sang angin sampai menghempaskan tubuhnya begitu kuat di istana yang telah engkau bangun. Sehingga tiada lagi tersisa selain dari puing-puing yang berserakan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline