Lihat ke Halaman Asli

Elma Fadilah Putri

Small people with a big dreams.

Melihat Keberadaan Pawang Hujan MotoGP Mandalika dengan Teori Johari Window

Diperbarui: 21 Maret 2022   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rara Istiati Wulandari (suara.com)

Ajang MotoGP 2022 di Indonesia, tepatnya Mandalika, dari awal perbincangan perencanaan hingga saat ini selalu menjadi perbincangan yang hangat, menarik dan menjadi fokus perhatian banyak orang. Ini bukan lagi tentang siapa yang optimis dan pesimis, tetapi juga meluas ke topik diskusi yang tidak terduga seperti diantaranya angka 13, mistinisme, dan okultisme.

Baiklah, saya akan menjelaskan secara singkat satu per satu jika ada diantara kalian yang melewatkan berita kejadian kerusuhan yang terjadi pada ajang MotoGP 2021. 

Pertama, di tikungan 13 di lintasan Mandalika, Marc Marquez jatuh dan motor Alex Rins terbakar. Banyak paranormal mengasosiasikan hal ini dengan ilmu gaib yakni angka 13 dan lintasan balapan. Yang mana konon katanya di lintasan balapan ini, lebih tepatnya di tikungan 13 pernah menjadi tempat pemakaman. Tanpa maksud apapun, kalau itu benar adanya, lalu mengapa yang menjadi korban hanya Rins dan Marc?

Kedua, pada saat yang sama sebelum ajang MotoGP dimulai, hujan turun dengan deras dan membasahi lintasan. Belum lagi video yang memperlihatkan kilat menyambar di beberapa titik di sekitar lintasan. Wajar jika saat itu balapan ditunda beberapa saat hingga hujan reda dan pihak penyelenggara menyatakan lintasan aman untuk digunakan kembali. 

Di tengah hujan lebat dan ditundanya pertandingan untuk sementara waktu, sebuah insiden unik menarik perhatian banyak penonton baik live, melalui layar maupun timeline internet. Adalah pawang hujan, Rara Istiati Wulandari yang bertugas dan melakukan ritual di sepanjang jalan Mandalika, saat gelaran MotoGP 2022 menjadi pusat perhatian. 

Mbak Rara tampak melakukan beberapa gerakan dan ucapan supaya hujan bisa segera berhenti. Sontak aksinya langsung menarik perhatian semua orang yang datang. 

Mulai dari penonton, kru, hingga pembalap semuanya menyaksikan langsung aksi yang dilakukan Mbak Rara. Bahkan Monster energy, Pebalap Yamaha Favio Quartararo sampai meniru tindakan yang dilakukan Mbak Rara saat upacara. Sesaat usai upacara di pit lane, hujan pun tampak mereda sehingga balapan bisa dilanjutkan usai sempat tertunda selama satu jam lebih. Aksi yang dilakukan Mbak Rara langsung memicu banyak komentar dari penonton dan netizen.  

Ada yang tetap mendukung ritual yang dilakukan oleh Mbak Rara agar balapan bisa segera dimulai dan ada juga beberapa orang yang menganggapnya aneh dan tidak penting. 

Ditambah lagi ini adalah ajang MotoGP yang berdasarkan sains dan dikombinasikan dengan data. Bahkan, banyak orang yang menggolongkannya sebagai eskapisme, okultisme dan lain sebagainya. Ada juga yang secara terang-terangan mengakuinya karena ikut merasa malu. Pasalnya, tayangan seremonial pawang hujan ini benar-benar ditampilkan dan menjadi pusat perhatian dunia. Pertanyaannya kenapa dia merasa malu? Kamu siapa? Ya, itu lucu.

Namun ternyata aksi Mba Rara sebagai pawang hujan ini mampu menarik banyak media asing loh. Diantaranya ialah media Jerman, Speedweek. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline