Lihat ke Halaman Asli

Ellyta Lufihasna Wakhanda

Blogger | Full time mom | Magister Pendidikan

PayLater, Beli Aja Dulu Bayarnya Nanti: Antara Terjebak Promo atau FoMO Ya?

Diperbarui: 15 September 2023   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi paylater, belanja dulu bayarnya nanti. Sumber: Shutterstock via kompas.com

Di era serba digital saat ini semakin banyak kemudahan yang diperoleh konsumen dalam berbelanja dan bertransaksi di platform belanja online. Tidak harus punya uang dulu, tidak harus bayar dulu, pengguna bisa membeli dan memiliki produk yang dikehendaki. Sistem tersebut disebut dengan PayLater (Beli sekarang, Bayar Nanti), bisa disebut utang dulu lah ya..

Ada banyak faktor mengapa orang memilih mengaktifkan fitur PayLater dan menjadi pengguna fitur layanan tersebut. Merangkum jawaban di Quora tentang pertanyaan alasan seseorang menggunakan PayLater yaitu iseng/ingin coba-coba, tergiur promo, malas top up saldo e-commerce, ingin tau dan tergiur limit PayLater yang besar, tidak sabar menunggu gajian/punya uang, dan tidak memiliki uang atau budget untuk membeli barang yang diinginkan.

Tujuan responden menggunakan PayLater | sumber: Databoks

Pada tahun 2022, Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC) melakukan survei untuk melihat tren penggunaan PayLater di Indonesia. Ternyata, dari responden 3.656 orang Indonesia, hampir separuhnya atau 1.679 orang (45,9%) pernah menggunakan layanan PayLater. Dari kelompok responden pengguna PayLater, 88,8% di antaranya menggunakan layanan tersebut untuk belanja produk secara online. PayLater juga digunakan untuk membayar tagihan listrik dan air bulanan oleh 43,8% responden. Ada pula 42% responden yang menggunakan PayLater untuk membeli pulsa dan paket data internet, 12% untuk memesan tiket transportasi pesawat atau kereta api, dan 7,7% untuk memesan kamar hotel.

Tahun 2023, masih dalam survey yang sama terkait tren penggunaan PayLater. Hasilnya, begitu mengejutkan! Presentase pengguna layanan PayLater dalam e-commerce ternyata meningkat signifikan. Mulanya sebesar 28,2% pada tahun 2022, kemudian naik menjadi 45,9% pada tahun 2023.

Laporan perilaku konsumen e-commerce di Indonesia tahun 2023 l sumber: databoks

Survey itu juga menemukan, kategori barang yang paling banyak dibeli menggunakan PayLater adalah fashion, perlengkapan rumah tangga, serta perawatan tubuh dan kecantikan. Dilihat dari mayoritas pembelian, ternyata jadi lumayan mengkhawatirkan ya? karena ternyata bukan kebutuhan pokok yang dibeli, bukan pula barang yang urgent untuk segera dibeli dan dimiliki. Tapi, bisa membuat seseorang bermudah dalam berhutang.

PayLater ini adalah godaan utang yang terlalu gampang diperoleh. Gampang karena tidak melihat latar belakang pengguna apakah berpenghasilan atau tidak, mampu atau tidak untuk membayar, menawarkan syarat pendaftaran yang mudah, skema cicilan yang beragam dari 3-12 bulan, dan limit penawaran hutang yang cukup besar dari belasan hingga puluhan juta rupiah.

Lebih baik Menyesal Beli, daripada Menyesal Tidak Beli. Beli Sekarang, Bayarnya Nanti

Pengguna e-commerce yang mulanya hanya iseng-iseng mengaktifkan fitur PayLater, akhirnya melakukan transaksi pembelian impulsif yang dilakukan karena adanya promo besar-besaran atau promo tiap bulan karena seseorang takut kehilangan kesempatan itu, apalagi lebih menggiurkan jika menggunakan metode pembayaran PayLater.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline