Bahwa kehidupan seorang manusia adalah perjuangan sepanjang hayat, semua kita tau. Termasuk para seniman, sastrawan, tukang asongan, pegawai kantoran, pegawai publik (ASN), para artis beken dan para pesohor lain. Adalah bullshit jika hidup datar saja, sukses melulu, bahagia sepanjang hayat, tanpa cibiran dan penolakan dst. Birdman, membawa saya melihat hal tersebut.
Beginilah pikiran-pikiran di kepala seusai melihat sebuah film. Sebuah film yang saya saksikan di Netflix kemarin dan saya tonton ulang pagi ini dari laptop butut saya. Judulnya, "Birdman or The Unexpected Virtue of Ignorance".
Inti cerita yang saya tangkap dari menyaksikan film itu adalah di bawah ini,
Film ini berkisah tentang mantan aktor hebat, Riggan Thomson (diperankan Michael Keaton), yang dalam fiml itu adalah pemeran film animasi "Birdman". Birdman yang sukses sampai dbuat 3 sekuel. Riggan Thomson kini sedang mencoba bangkit dan beralih profesi menjadi sutradara sekaligus pemain teater, semacam Broadway di New York.
Sebuah usaha yang penuh perjuangan. Perjuangan sebab Riggan sendiri dibayang-bayangi sosok Birdman yang tak lepas dari dirinya. Birdman yang menghantui pikiran Rigan.
Pertunjukan berjudul "What We Talk About Love" juga penuh dinamikanya sendiri, mulai dari salah satu pemeran utama pria diganti karena tak disukai Riggan. Penggantinya walau aktingnya bagus sangat eksentrik dan bertingkah suka-suka, Mike Shiner. Diperankan apik oleh Edward Norton.
Belum leagi pasang surut hubungan antara Riggan dengan mantan istrinya, anak perempuannya, Sam, yang mantan pecandu, yang oleh Riggan dijadikannya asisten. Sam yang sesekali masih suka menghisap ganja, diperankan dengan apik oleh Emma Watson.
Hal penting adalah tentang ketidakpedulian sekaligus penolakan seorang kritikus teater bernama Tabitha Dickinson. Dickinson yang menganggap Riggan hanya pesohor payah yang mencoba peruntungan di teater. Bagi Dickinson, teater itu sakral dan hanya boleh diisi oleh orang-orang bermutu yang sudah lulus uji dari dia.
Inilah latar kenapa judul film ini Birdman or The Unexpected Virtue Ignorance . Film yang dibuat pada Tahun 2014 di Amerika Serikat dan katanya memenangkan banyak penghargaan, cari sendiri ya.
Buat saya film ini keren. Keren karena berisi banyak dialog segar, jujur apa adanya tapi menggedor-gedor jiwa. Sesekali saya membiarkan diri saya keluar dari dialog rutin di kantor, di rumah dengan keluarga atau bahkan di WAG yang saya ikuti.
"Popularitas adalah sepupu jalang dari gengsi...", kutipan tokoh Mike, entah mengutip siapa