Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Meski Rindu Berat, Ramadan Ini Kita Shalat di Rumah Saja

Diperbarui: 30 April 2020   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: shuttercok.com

Kamu rindu sholat di masjid? Rindu sekali. Apalagi saat memasuki Bulan Ramadan ini. Sama, saya juga.  Tetapi seberapa besar rindu kita pada masjid, kita harus bersabar. Wabah Corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 membuat kita semua menjaga jarak (physical distancing) guna memutus rantai penyebaran virus Corona.  Pun aktivitas ibadah di rumah-rumah ibadah kini dibatasi. 

Termasuk masjid dimana kita melakukan banyak aktivitas baik dalam rangka habluminallah maupun habluminannas. Covid-19 membuat kita harus shalat di rumah saja.

Seberapapun rindu kita pada masjid, kita harus shalat di rumah saja. Sudah ada himbauan dan aturan tegas dari pemerintah yang menghimbau kita sholat di rumah saja. Terasakan bagaimana tidak semaraknya ramadan tanpa tarawih berjamaah di masjid. Ya mau bagaimana lagi.

Sudah ada Fatwa MUI yang menyatakan shalat jamaah di Masjid ditiadakan. Ada pula Surat Edaran Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2020 tentang panduan Ramadan 2020 dan Idul Fitri 1 Syawal. Ada 10 (sepuluh) tata tertib dan tata cara melaksanakan Ramadan dan Idul Fitri. Termasuk tentang Shalat berjamaah dan tarawih, iftar, Iktikaf serta Idul Fitri yang ditiadakan. Shalat agar dilakukan di rumah baik perorangan maupun bersama keluarga inti. 

Hakekat Masjid

Bagi saya pribadi, kebetulan karena saya perempuan dan lebih sering shalat di rumah, fungsi Masjid tidak hilang. Kita hanya memindahkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah umat ke banyak pusat ibadah kecil-kecil di rumah-rumah kita. Kalimat "Memakmurkan Masjid" kita lakukan di rumah masing-masing. Kita melakukan iabadah yang biasa dilakukan di masjid di rumah saja. Kita harus memfungsikan rumah juga sebagai masjid kita. 

Menurut Ulama Ahli Tafsir, Buya Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbach, kata "Masjid" diulang sebanyak 28 kali dalam Al Qur'an. Dari segi bahasa, kata "Masjid" berasal dari akar kata "sajada-sujud", yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan ta’dzim. 

Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum Muslim. Dilihat dari asal atau akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh. Maka hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah semata.

Sampai disini bisa kita garis bawahi hakekat Masjid lebih merujuk ke fungsi. Artinya kita memang bisa menjadikan rumah sebagai masjid kita. 

Pahala berjamaah yang membuat nilai ibadahnya naik 27 derajat tetap akan kita peroleh selama kita di rumah berjamaah dengan keluarga kita.  Hanya menyatukan umat dalam masjid yang kita tunda untuk sementara selama masa Covid-19 ini.

Masjid-Masjid Yang Pernah Saya Kunjungi

Siapapun pasti banyak menunjungi masjid, termasuk saya. Entah saat kita melakukan perjalanan lalu istrirahat sebentar untuk shalat. Mungkin saat traveling atau dinas luar seperti saya. Atau saat melakukan wisata religi dan ibadah Umrah dan haji. 

Masjid selalu mampu membuat pikiran kita rehat sejenak dari riwehnya pekerjaan dan perjalanan. Betapa saya rindu masjid-masjid indah itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline