Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Slengkimu Milik Siapa? Sebuah Pertanyaan di Antara Pro Kontra RUU PKS

Diperbarui: 30 September 2019   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.asumsi.co

Maraknya gelombang demo mahasiswa yang mengusung beberapa tuntutan, diantaranya pengesahan Rancangan Undang Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) akhirnya membuat saya tiba pada diksi di atas. Slengkimu milik siapa ?

Milik siapa? jawabannya tergantung sudut pandang, kemelekan individu. Hanya, agak miris juga ketika banyak perempuan merasa "Slengki"nya adalah milik suaminya. Lebih miris lagi ketika ada perempuan yang berkata bahwa "Slengki"nya adalah milik pacarnya, hadohhhh

Mau tau asal muasal diksi di atas?  Inilah twit yang tautan videonya membuat saya merenung tepatnya membuat kopi saya muncrat,

Saya tidak menyoal soal gaya hidup atau dosa seperti beberapa perempuan lain, toh itu hak dia. Toh pula dia bukan keluarga saya yang boleh saya nasehati. Hanya melihat dan mendengar pernyataannya membuat sereguk kopi yang tadi saya seruput muncrat. Lalu saya beripikir, enak kali pacarnya ya, ups.    

Selangkangan sebagai bagian tubuh penting seorang perempuan, sebagaimana tangan, kaki, mulut dan lain-lain, ya adalah milik perempuan itu sendiri. Bukan milik suami, apalagi pacar, atau selingkuhan. 

Soal miliknya itu mau dia kasih ke siapa yang dia suka ya itu tanggung jawab dia dan resiko ditanggung sendiri (efek kesehatan, efek psikologis, efek dihujat masayarakat, perasaan dosa dll).

Sambil saya ngomel sendiri tadi, suami saya nyeletuk, tubuh manusia itu milik Tuhan ma. Iya sih, siapa yang bisa membantah. Ketika sedang suka dan sayangnya kita pada kaki mulus kita, ketika Tuhan berkehendak sekejab saja kaki kita bisa binasa. Tetapi, realnya sambil perempuan memahami kepemilikan Tuhan atas tubuhnya, perempuan harusnya menyadari bahwa semua anggota tubuhnya, termasuk Selangkanganya adalah miliknya. Miliknya yang diberikan  Tuhan untuk dia jaga. 

Harapan saya perempuan menyadari hal ini. Jangan bilang  selangkanganmu milik suami, apalagi pacar. Kalaulah saya punya anak perempuan, sayangnya anak kami laki-laki, akan saya nasehati dia. Kira-kira seperti ini, nak. jangan berikan selangkanganmu secara terpaksa kepada laki-laki, apalagi kepada lelaki yang kau tidak punya ikatan sah dengannya. Bahkan suamimu tak bisa memaksamu (nanti emak ajarkan caranya menyabarkan suami, he).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline