Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Kompal dan Keberagaman Ramadan yang Unik

Diperbarui: 30 Mei 2019   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: WAG Kompal (diolah)

Pada dasarnya setiap manusia itu unik. Tidak ada satupun manusia yang sama, bahkan kita yang dalam 1 (satu) keluarga saja memiliki perbedaan. Perbedaan yang melahirkan keberagaman. Keberagaman itu fitrah.

Dalam salah satu ayat Al Quran disebutkan, kalau Allah mau maka manusia dijadikannya 1 (satu) umat saja, tapi Allah tidak mau. 

"Kalau Allah Menghendaki, niscaya kamu Dijadikan- Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah Diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS Al-Ma’idah, ayat 48). 

Dalam ayat lain disebutkan pula bahwa perbedaan itu adalah rahmah supaya kita manusia saling bergaul dan saling mengenal, 

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami Jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS: Al-Hujurat, ayat 13). 

Pada perbedaan terdapat hikmah dan rahmah bagi yang paham untuk kita berlomba-lomba berbuat kebajikan.

Keberagaman itu setau saya memang hal yang sering tidak kita sadari tapi indah. Keberagaman yang paling dekat dan mudah terlihat oleh saya ya di Kompal. Komunitas Kompasianer Palembang (Kompal) yang kami dirikan secara aklamasi dan penuh keberagaman pada 26 Maret 2016 lalu. 

Kenapa Kompal itu penuh keberagaman ? Ya karena anggotanya lintas suku dan lintas agama, lintas status juga. Ada wong asli plembang, ada perantau dari berbagai suku. Ada yang masih Sekolah, mahasiswa, ada yang sudah mau pensiun. Ada yang wirausaha, profesional seperti dokter, pengacara, banker, ASN, Ibu Rumah tangga, dan hampir semuanya merangkap sebagai blogger. Ada yang muslim, sisanya adalah non muslim (Kristen, Katolik, Konghutchu, Budha). Kompasiana menyatukan kami.

Keberagaman Kompal adalah bukti bahwa perbedaan itu anugrah dan memperkaya jiwa kita. Obrolan di WAG Kompal, apalagi, lucu, ruame, beragam tapi tetap Kompal jua, hehe. 

Pun pada Ramadan tahun ini. Keberagaman Kompal telah teruji. Bisa saya lihat pada antusiasme anggota Kompal terhadap acara Baksos ke Panti Asuhan Cahaya Ummi beberapa waktu lalu. Teman-teman Kompal antusias mengirimkan donasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline