He, entah kenapa mulai tak tahan pula awak pengen menulis tentang ini. Apa sebab? Sebab timeline saya, entah Facebook, Twitter dan WAG sedang ramai pake bingits membahas VA.
Bahasan yang agak-agak ajaib dan wow bagi saya. Mulai dari harga 80 juta yang dinilai overprice (betapa sebalnya saya dengan ini, wew) sampai dengan status lucu yang menyatakan betapa Kasus VA telah menyatukan Cebong dan Kampret dimana mereka sejenak melupakan perseteruan itu, ohohohoho 🤗
Sampai disana saya berpikir, kita ribut sekali. Seolah dapat bahan baru (Hiks, sejujurnya sayapun berterimakasih pada VA. Berkat dia saya dapat insipirasi menulis ini).
Ada yang menyalahkan VA. Ada yang menyalahkan mucikarinya, entah siapa namanya, lupa. Ada yang mempermasalahkan harga, overprice sekali katanya (sampeyan, maunya yang murah dan gratis sih). Ada yang membahas isu pejabat politik pelanggan VA. Membahas jaringan artis serupa VA dan para usernya. Adapula yang sekadar numpang ketawa-ketiwi, komen sana-sini.
Ruame pake bingits. Sudah pasti. Sebab sudah fitrahnya manusia kalau membahas masalah ini, mau yang level berpendidikan doktor sampai sekadar manusia pendidikan biasa seperti saya, atau penyuka Lamtur, pasti tertarik. Mata yang tadinya mengantuk, jadi terbelalak. Muka yang tadi sendu, jadi sumringah tersenyum. Katanya begitu.
Lalu setelah sikap aneka macam, penghakiman, pembahasan aneka rupa tersebut, pertanyaannya adalah.... apa prostistusi (online) itu jenisnya cuma yang semacam VA itu doang ? Pertanyaan yang membuat saya berpikir. Agak lama juga hingga saya memutuskan untuk menuliskannya saat ini.
Jawabannya, tergantung analisa kita masing-masing. Bagi saya, ya VA hanya salah satu jenis dari banyak macam pelaku prostitusi online jika prostitusi diartikan sebagai tindakan menjual diri. Lebih tepatnya menjual harga diri.
Siapakah yang menjual harga diri? Ya, siapa saja yang suka bohong, menutupi kebenaran demi kelompok yang dibela dan membayarnya. Termasuk pula siapa saja yang memainkan hoaks, baik memproduksi maupun menshare hoaks.
Hoaks yang menyebar di jagad timeline dunia maya ini, bagi saya inilah prostitusi online yang sesungguhnya.
Ketika kita sudah tau bahwa yang kita buat itu salah, tidak lengkap, kita framing sengaja supaya dimaknai untuk menguntungkan pihak yang kita bela, kita telah melakukan prostitusi.
Ketika kita tau bahwa info yang kita terima itu hoaks, tapi sengaja kita sebarkan karena menguntungkan pihak kita, kita juga telah melakukan prostitusi online.