Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Sanjo, Tradisi Lebaran di Palembang yang Layak Dilestarikan

Diperbarui: 14 Juli 2016   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Info Palembang

Tiap daerah di Nusantara punya tradisi Lebaran (Idul Fitri dan Idul Adha). Nah Palembang punya tradisi Sanjo. Pernah dengar "Sanjo" gaes? Bagi yang pernah ke Palembang pasti akrab dengan kata Sanjo ini. Saya belum menemukan padanan katanya yang tepat. Di kamus Bahasa Palembang, Sanjo diartikan sebagai "Bertamu". Tetapi, makna bertamu tersebut lama kelamaan mungkin jadi bergeser kepada bertamu saat lebaran. 

Agak berbeda dengan kota besar lain yang warganya lebih memilih untuk rekreasi ke tempat hiburan, warga Palembang lebih memilih libur lebaran untuk ajang silaturrahim dengan keluarga dan handai taulan yang disebut sanjo itu.

"Lebaran gek, sanjo ke rumah lurr...!", kira-kira begitu ajakan Wong Plembang kepada handai taulan mengundang datang ke rumahnya saat lebaran

 Jika Lebaran tiba, suasana sanjo itu terlihat dimana-mana. Hampir di seluruh bucu (sudut) Kota Palembang terlihat suasana Sanjo. Dalam lingkup tetangga, mereka saling sanjo. Antar Keluarga (anak, keponakan, misan, ipar, wak, mamang/bibik, bicek/mangcek saling sanjo. Antar kerabat dan kolega juga saling sanjo. Meski sekarang ini sudah mulai menggema even Halal bi Halal dimana orang-orang berkumpul di suatu tempat, sanjo tetap dilakukan. Tidak afdol lebaran jika tidak saling sanjo. Maka tak heran jika lebaran tiba, semua sudut Kota Palembang terlihat ramai sejak pagi seusai Sholat Ied hingga malam hari. 

Saling sanjo dilakukan oleh warga Palembang. Seluruh rumah terbuka (open house) untuk disanjoi. Warga dari sebrang ulu sanjo hingga ke sebrang ilir. Wong Plaju sanjo  hingga ke Prumnas. Wong Plembang dari Kenten laut sanjo hingga Jakabaring. Tak heran ada kemacetan di beberapa ruas jalan, apalagi dengan pembangunan LRT ini. Untungnya macet itu dinikmati dengan sabar dan sumringah. Semua semangat saling sanjo.  

Sanjo ini kearifan lokal yang selayaknya dipertahankan dan dilestarikan. Bayangkan, betapa senangnya bisa silaturrahim sesama keluarga di hari lebaran. Saling kunjung-mengunjungi sembari bermaaf-maafan. Rumah-rumah dibuat semarak sesuai kemampuan sang empunya rumah. Ada yang sibuk membersihkan rumah, mungkin banyak pula yang mengecat rumah dan menganti hordeng. Saling sanjo bisa membuat keluarga saling mengunjungi dan saling memahami  kondisi sanak saudara yang lain. Meski Makanan yang disajikan hampir sama di setiap rumah, kue kering, kue basah (dari engkak sampai kue lapan jam), pempek dan tekwan juga, makanan tetap disantap dengan semangat. Tapi inilah serunya, semua makanan enak khas Palembang keluar gala (gala: bahasa slanknya galo = semua) dan disajikan saat saling sanjo. Ibu-ibu dan gadis-gadis senang bisa saling mencicipi kue dan saling berbagi resep. 

Sanjo itu menyenangkan kalau tak bisa disebut mengharukan. Eh, alhamdulillah, teman-teman KOMPAL sanjo ke rumah saya. Saya, ah senang bingit bisa menyajikan suasana lebaran di rumah meski seadanya sesuai kemampuan keluarga. Sebab merayakan lebaran adalah juga menyajikan cerita indah di ingatan anak cucu tentang bagaimana keluarga berkumpul seusai ibadah Ramadhan. Ingatan indah yang kelak akan diteruskan ke anak cucu mereka ke beberapa genarasi setelahnya yang akan menjadi tradisi keluarga. 

Sanjo adalah tradisi berlebaran di Palembang yang tak tergerus oleh maraknya suasana Halal bi Halal yang banyak dilakukan oleh komunitas, kolega kantor di gedung-gedung pertemuan. Sanjo itu untuk keluarga, tetangga, dan karib-kerabat.  Sanjo memang layak dilestarikan warganya. Selamat telah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1437 H bagi Kompasianers yang merayakan. Mohon maaf lahir dan bathin.

 Sanjolah ke rumah lur....I

Salam Kompal. Salam kompak selalu. Salam Nusantara.

Sumber: Kanwil Kemenag Sumsel

Sumber: Dok.ellysuryani

Sumber: Dok.ellysuryani

Sumber: Dok.ellysuryani

Dok.Posma dan mba Grant lagi Sanjo (Sumber: Dok.elysuryani)

Sumber: Dok.Kompal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline